Biografi. Pada tahun 1896, Henri Bacquerel secara tidak sengaja menemukan radioaktivitas. Kala itu, ia sedang meneliti garam uranium yang sengaja dijemur di bawah sinar matahari untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap radiasi sinar X yang ditemukan oleh Rontgen pada tanggal 8 November 1895.
Saat Bacquerel melakukan penelitian, cuaca terus saja berawan selama beberapa hari, padahal ia membutuhkan sinar matahari untuk penelitiannya. Namun, tanpa sengaja ia menemukan uraniumnya memancarkan radiasi secara spontan, walaupun tidak diberi cahaya.
Bacquerel mengumumkan penemuannya itu di sebuah pertemuan France Academy of Science. Dalam pertemuan itu, banyak ilmuwan lebih terkesima pada penemuan sinar X Rontgen daripada penemuan Bacquerel. Tetapi, Marie menjadi sosok yang tertarik dengan sinar misterius yang dipancarkan uranium tersebut.
Ketertarikan Marie itu pun diarahkan untuk penelitian radiasi misterius tersebut. Marie menggunakan elektrometer, sebuah alat yang bisa mengukur arus listrik lemah. Alat tersebut dibuat oleh Pierre dan adiknya, Jacques Curie. Piere Curie dan Jacques Curie sebelumnya telah menemukan efek piezoelectric yang menjadi dasar kerja elektrometer.
Dengan elektrometer, Marie hanya membutuhkan beberapa hari saja sebelum menemukan bahwa thorium memancarkan cahaya yang sama dengan uranium. Ia kemudian menyelidiki senyawa-senyawa kimia lainnya. Dalam temuannya, kekuatan radiasi tidak bergantung pada jenis senyawanya, tetapi hanya bergantung pada jumlah uranium atau thorium yang terkandung di dalam senyawa tersebut.
Marie langsung menyimpulkan bahwa kemampuan radiasi uranium tidak bergantung pada susunan atom di dalam molekul, tetapi pada bagian dalam (interior) dari atomnya itu sendiri. Ia lalu melanjutkan meneliti semua elemen dalam Susunan Berkala Unsur-Unsur. Ternyata hanya uranium dan thorium sajalah yang bisa memancarkan radiasi ini.
Selanjutnya Marie meneliti mineral/bebatuan alam yang mengandung uranium dan thorium. Dari semua mineral alam, ia menemukan bahwa bijih-bijih uranium memancarkan radiasi secara lebih aktif, bahkan empat sampai lima kali lebih kuat dari uranium.
Marie kemudian membuat hipotesis bahwa ada sebuah elemen baru yang terkandung di dalam mineral tersebut, dan elemen ini jauh lebih aktif dari uranium.
Temuan yang dihasilkan Marie ini membuat suaminya Pierre Curie tertarik. Mereka pun melakukan penelitian bersama. Kerja sama keduanya dengan cepat membawa hasil.
Pada akhir Juni 1898, mereka berhasil mendapatkan sebuah zat yang 300 kali lebih aktif dari uranium. Mereka yakin bahwa zat tersebut merupakan sejenis logam baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Dan logam tersebut memiliki sifat-sifat analistis yang mirip dengan bismuth.
Mereka pun mengusulkan supaya logam baru itu disebut polonium, sesuai nama negara asal Marie, Polandia. Dalam publikasinya, mereka untuk pertama kalinya menggunakan istilah radioaktivitas. Pada 26 Desember 1898, mereka kembali menghasilkan penemuan baru berupa zat lain lagi yang juga sangat aktif dan memiliki sifat kimia yang sangat mirip dengan barium murni. Mereka mengusulkan supaya zat baru itu diberi nama Radium.
Mereka berdua bekerja tanpa henti di sbuah gudang besar yang tidak terpakai. Marie akhirnya berhasil mengisolasi satu desigram radium klorida yang hampir murni dan menentukan berat atom radium.
Hasil penelitian ini dilaporkannya dalam tesis doktoralnya pada 25 Juni 1903. Tesis itu pun dinyatakan sebagai kontribusi ilmiah terbesar yang pernah disumbangkan oleh suatu tesis doktoral. Ini merupakan penemuan bersejarah tokoh-tokoh penemu di dunia.
Pada tahun 1903, Marie Curie, Pierre Curie, dan Antoine Henri Bacquerel secara bersama-sama memperoleh hadiah Nobel untuk bidang fisika. Dan tahun 1911, Curie kembali mendapatkan Nobel, kali ini untuk bidang kimia. Ini membuatnya menjadi orang pertama yang memperoleh hadiah Nobel sebanyak dua kali.
Ini juga merupakan catatan sejarah penemu ilmu pengetahuan yang langka. Satu orang sanggup menerima 2 Nobel karena penemuannya.
Pierre Curie meninggal dunia pada 19 April 1906, karena tertabrak kereta kuda di Paris. Sepeninggal suaminya, Marie ditunjuk menjadi kepala laboratorium dan mengajar di Sorbonne. Ia pun menjadi wanita pertama yang mengajar di Sorbonne. Pada tahun 1908, ia diangkat menjadi profesor di Sorbonne.
Baca juga biografi Marie Curie di artikel sejarah tokoh : Biografi singkat Marie Curie penemu Radioaktivitas
Marie meninggal pada tanggal 4 Juli 1934 karena penyakit anemia aplastik yang diduga disebabkan oleh radiasi yang diterima tubuhnya selama bertahun-tahun. Ia dimakamkan di Sceaux, di dekat Paris bersama suaminya.
Pada tanggal 20 April 1995, jenazah Marie dan Pierre Curie dipindahkan ke kubah raksasa Pantheon sebagai simbol penghormatan atas jasa-jasanya.
No comments:
Post a Comment