Biografi. Wilhelm Conrad Rontgen lahir di Lennep, Jerman, pada 27 Maret 1845. Ayahnya berprofesi sebagai tukang kayu dan ibunya sebagai pedagang kain. Saat berusia tiga tahun, orang tuanya pindah ke Apeldoom, Belanda, kampung halaman dari neneknya, hingga keluarganya pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Belanda.
Rontgen menempuh pendidikan asrama di Institute of Martinus Herman van Doorn. Ia melanjutkan sekolah menengahnya di sekolah teknik di Utrecht. Namun, ia dikeluarkan secara tidak adil karena dituduh menggambar karikatur salah satu gurunya yang sebenarnya dilakukan oleh orang lain.
Sejak sekolah, Rontgen telah menunjukkan bakatnya pada bidang mekanik. Ia juga merupakan pecinta alam sejati, dibuktikan dengan kegemarannya menghabiskan waktu berlibur di Alpens atau di danau di Italia Utara. Ia lebih menyukai travelling dengan menggunakan kuda dibandingkan mobil.
Pada tahun 1865, Rontgen mengikuti ujian masuk University of Utrecht, namun tidak lulus karena tidak mencapai kualifikasi yang disyaratkan sebagai mahasiswa reguler. Mendengar bahwa ia dapat kuliah di Federal Polytechnic Institute di Swiss, ia pun mendaftar dan lulus ujian masuknya. Rontgen resmi menjadi mahasiswa Teknik Mesin di Zurich tahun 1865.
Rontgen sangat berterima kasih kepada August Kundt, profesornya yang memberikan inspirasi baginya untuk membangun karier di bidang fisika. Rontgen menjadi asisten Kundt di University of Zurich dan University of Wurzburg saat sang profesor dipindahtugaskan.
Rontgen bertemu dengan Anna Bertha Ludwig, yang kemudian dinikahinya pada tahun 1871. Mereka tidak memiliki anak dari pernikahannya, tetapi mereka mengadopsi keponakan Anna yang berjenis kelamin perempuan.
Kedekatan Rontgen dengan Kundt tidak lantas membuatnya mudah mendapatkan pekerjaan. Ia baru menjadi dosen tetap di Strasbourg University pada tahun 1874. Tahun 1875 ia menggantikan H.F. Weber, seorang profesor fisika, atas rekomendasi Weber sendiri. Ia kemudian menjadi profesor fisika dan matematika di Academy of Agriculture di Hohenheim, Wurttemberg.
Setahun kemudian, Rontgen kembali ke Strasbourgh dan menjadi profesor fisika teori. Dari tahun 1879 sampai 1888 ia menjabat sebagai ketua Jurusan Fisika di University of Giessen. Ia ditawari jabatan di Jena dan Utrecht, tetapi ia tolak.
Pada tahun 1888, ia menerima tawaran untuk menjdai profesor fisika dan direktur di Institute fisika di University of Wurzburg. Ia menjadi kepala departemen di universitas yang pernah menolaknya pada posisi akademik.
Rontgen menemukan sinar X saat melakukan penelitian di Wurzburg. Ia meneliti tentang sinar katode. Ia menggunakan tabung Crookes yang ditutup kotak hitam untuk menahan pendaran agar selalu berada di dalam gelas. Berkat kegigihannya melakukan penelitian, ia menemukan sinar X pada suatu malam, di mana tidak ada orang di dalam ruangan penelitian.
Kala itu, ia melihat sinar yang tidak diketahui jenisnya, yang bisa memendarkan kristal yang ada di dekatnya. Sebuah layar yang dilapisi dengan barium platinocyanide dan diletakkan di dekat tabung tersebut akan berpendar selama tabung dihubungkan. Tetapi, jika benda yang terbuang dari logam diletakkan di antara tabung dan layar tidak ada perpendaran.
Rontgen lalu memberi tahu temannya, Boveri, perihal penemuannya itu. "Saya menemukan sesuatu yang menarik, tetapi saya tidak tahu apakah eksperimen saya sudah benar atau tidak".
Karena keraguannya itulah ia tidak memberitahukan orang lain mengenai penemuannya tersebut selama 7 minggu. Selama itu ia berkonsentrasi untuk mempelajari sesuatu yang menarik tersebut dan menyiapkan laporan mengenai sinar tersebut, Ia terus melakukan penelitian di sana hingga beberapa hari sebelum akhirnya meninggal pada 10 Februari 1923.
Selanjutnya baca apa yang telah ditemukan tokoh yang bersejarah ini di artikel : Sejarah ditemukannya Sinar X oleh Rontgen, semoga menambah catatan sejarah ilmu pengetahuan.
Selanjutnya baca apa yang telah ditemukan tokoh yang bersejarah ini di artikel : Sejarah ditemukannya Sinar X oleh Rontgen, semoga menambah catatan sejarah ilmu pengetahuan.
No comments:
Post a Comment