Menurut para pakar sejarah Islam, Daulat Abbasiysah (750-1258 M) telah berjasa dalam memajukan umat Islam. Hal ini ditandai dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, peradaban, kesenian dan filsafat. Selengkapnya mengenai kemajuan yang di raih Abbasiyah silahkan baca di artikel : Kemajuan yang diraih masa Dinasti Abbasiyah
Data monumental dari kebesaran Daulat Abbasiyah yaitu berdirinya kota Baghdad yang megah, kota yang didirikan atas prakarsa raja-raja dinasti ini. Hal ini menunjukkan dimulainya sejarah kota Baghdad.
Menurut Phipip K. Hitti, kota Baghdad merupakan kota terindah yang dialiri sungai dan benteng-benteng yang kuat serta pertahanan militer yang cukup kuat. Sekalipun demikian, dinasti ini tidak mampu mempertahankan integritas negerinya, karena setelah Khalifah Harun Ar-Rasyid daerah kekuasaan dinasti ini mulai goyah, baik daerah yang ada di bagian barat maupun yang ada di bagian timur Baghdad. Di bagian timur menurut J.J. Saunder berdiri dinasti-dinasti kecil, yaitu Thahiriyah, Saffariah, dan Samaniyah.
Faktor-faktor yang mendorong berdirinya dinasti-dinasti kecil ini yaitu adanya persaingan jabatan khalifah di antara keluarga raja dan munculnya sikap ashabiyah antara keturunan Arab dan non-Arab, tepatnya persaingan Arab dan Persia.
Tumbuhnya dinasti-dinasti yang memisahkah diri dari kekuasaan pemerintahan pusat di Baghdad itu tidak terlepas dari persaingan kekuasaan antara Bani Hasyim dan Bani Umayah dan munculnya Bani Ali yang merupakan pecahan dari Bani Hasyim.
Perpecahan dan tersebarnya kekuasaan tersebut disatu segi dapat dipandang sebagai suatu kemunduran dan perpecahan, namun disisi lain dapat dipandang sebagai suatu kemunduran persaingan diantara dinasti untuk berlomba mempertahankan kekuasaan dan kemajuan yang telah dicapainya.
Seperti persaingan antara Baghdad yang Abbasiyah dengan Cordova yang dijadikan tempat Umawiyah II dalam memajukan ilmu pengetahuan. Dilihat dari segi ini barangkali tidak salah jika dikatakan merupakan penyumbang dan sekaligus pemacu tersendiri bagi perkembangan di bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan dalam alam Islami.
Akan tetapi, perkembangan dinasti-dinasti kecil di timur tampaknya mempunyai corak dan latar belakang yang berlainan dengan sifat dan tujuan timbulnya dinasti-dinasti kecil di barat. Bila yang kemudian dilatarbelakangi oleh keinginan melepaskan diri dari ikatan Baghdad dan berdiri sebagai satu kekuatan, yang terdahulu jika boleh disebut sebagai dinasti yang memiliki sifat dan tujuan yang berbeda, yaitu bukan persaingan antara Bani Hasyim dan Bani Umayah atau Bani Abbasiyah dengan Alawiyah.
Namun,, dinasti-dinasti kecil di timur itu merupakan gejala perkembangan baru yang berada di luar persaingan utama di atas. Mereka berdiri bukan untuk melepaskan atau memisahkan diri dari kekuasaan Baghdad, tetapi justru mereka pada umumnya tidak ada keinginan untuk membuat kekuasaan yang lepas dari pemerintah pusat, apabila menentangnya dan menandingi kekhalifahannya.
Dinasti-dinasti kecil di timur ini tetap mempertahankan ikatan dan struktur lama dengan pemerintahan pusat di Baghdad dengan menyatakan tunduk pada kekuasaan khalifah.
Demikian sekilas sejarah mengenai Latar belakang berdirinya dinasti dinasti kecil di Timur Baghdad, semoga menjadi catatan sejarah Islam.
No comments:
Post a Comment