Tuesday, September 30, 2014

Hasil sidang BPUPKI kedua dan panitia perancang UUD

Setelah sidang BPUPKI pertama sukses merumuskan dasar dan asas negara Indonesia merdeka, pada sidang BPUPKI yang kedua membahas rancangan Undang-Undang Dasar, termasuk mengenai pembukaan (preambul) oleh Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno.

Panitia perancang ini kemudian membentuk panitia kecil untuk merumuskan rancangan UUD dengan segala pasal-pasalnya. Pemimpin panitia kecil ini adalah Mr. Supomo dengan anggotanya sebagai berikut :
1. Mr. Wongsonegoro
2. Mr. Ahmad Subarjo
3. Mr. A.A. Maramis
4. Mr. R.P. Singgih
5. H. Agus Salim
6. Sukiman

Pada rapat tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD secara bulat menerima Piagam Jakarta sebagai Pembukaan UUD. Untuk menyempurnakan UUD dengan segala pasal-pasalnya diserahkan kepada panitia kecil yang hasilnya kemudian diserahkan kepada panitia penghalus bahasa yang anggotanya Husein Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Supomo.

Pada tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI melanjutkan sidang untuk menerima laporan dari panitia perancang UUD, Ir. Soekarno sebagai ketua panitia perancang UUD melaporkan tiga hal penting, yaitu sebagai berikut :
1. Pernyataan Indonesia merdeka.
2. Pembukaan UUD (diambil dari Piagam Jakarta).
3. Batang tubuh yang kemudian disebut undang-undang dasar.
Read more ...

Perjalanan sejarah lahirnya Pancasila (Hasil sidang BPUPKI pertama)

Sidang pertama BPUPKI ini membicarakan mengenai rumusan dasar negara Republik Indonesia merdeka. Ketua BPUKI dalam pembukaannya meminta pandangan pada para anggota mengenai rumusan dasar negara Indonesia tersebut.

Tokoh-tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara Indonesia antara lain : Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Supomo, dan Ir. Soekarno. Pada sidang pertama BPUPKI tanggal 29 Mei 1945. Mr. Muh. Yamin mengajukan lima asas dasar negara kebangsaan Republik Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1. peri kebangsaan
2. peri kemanusiaan
3. peri ketuhanan
4. peri kerakyatan
5. kesejahteraan.

Pada sidang tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Supomo juga mengajukan 5 dasar negara Indonesia merdeka, yaitu :
1. persatuan
2. kekeluargaan
3. keseimbangan lahir dan batin
4. musyawarah
5. keadilan sosial

Pada sidang tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai "lahirnya Pancasila". Keistimewaan pidato Ir. Soekarno ini selain berisi pandangan mengenai dasar negara Indonesia merdeka, juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara, yaitu Pancasila, Trisila, atau Ekasila.

Kemudian sidang memilih nama Pancasila sebagai dasar negara. Lima dasar yang diajukan Ir. Soekarno adalah sebagai berikut :
1. kebangsaan Indonesia
2. internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. mufakat atau demokrasi
4. kesejahteraan sosial, dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Panitia Sembilan
Sidang pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945, namun belum menghasilkan keputusan akhir mengenai dasar negara Indonesia merdeka. Akhirnya diadakan masa reses selama satu bulan. Kemudian BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945 membentuk panitia kecil dengan tugas membahas usul dan konsep para anggota mengenai dasar negara Indonesia.

Panitia kecil ini beranggotakan sembilan orang. Oleh karena itu, panitia ini disebut juga dengan Panitia Sembilan. Anggota Panitia Sembilan adalah sebagai berikut :
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. Mr. Muh. Yamin
4. Mr. Ahmad Subarjo
5. Mr. A.A. Maramis
6. Abdul Kahar Muzakir
7. Wahid Hasyim
8. H. Agus Salim
9. Abikusno Cokrosuyoso

Piagam Jakarta
Panitia sembilan ini menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan negara Republik Indonesia merdeka. Dokumen tersebut dikenal sebagai "Piagam Jakarta" atau Jakarta Charter. Isi dari Piagam Jakarta (Jakarta Charter) adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan mewajibkan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perjalanan sejarah lahirnya pancasila

Piagam Jakarta inilah yang sekarang disebut Pancasila (5/lima sila).
Read more ...

Pembentukan BPUPKI 1 Maret 1945

Memasuki tahun 1945, posisi Jepang dalam menghadapi Sekutu semakin tidak menguntungkan. Tanda-tanda bahwa Jepang akan kalah perang sudah mulai kelihatan. Pendaratan Sekutu di Irian pada bulan April 1944 dan jatuhnya Pulau Saipan pada bulan Juli 1944 telah mengancam kedudukan Jepang di Indonesia.

Dalam menghadapi situasi kritis tersebut, pemerintah pendudukan Jepang di Jawa melalui Panglima Bala Tentara XVI (Letnan Jenderal Kumakichi Harada) pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang disingkat BPUPKI atau dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Cosakai.

Pembentukan BPUPKI 1 Maret 1945

Tindakan pembentukan BPUPKI ini merupakan langkah konkret pertama Jepang bagi pelaksanaan Janji Koiso tentang kemerdekaan Republik Indonesia. Selengkapnya tentang janji Koiso silahkan baca di artikel Janji Perdana Menteri Koiso. BPUPKI dibentuk dengan tujuan untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan pembentukan negara Indonesia merdeka.

Pengangkatan pengurus BPUPKI diumumkan pada tanggal 29 April 1945. Susunan pengurus BPUPKI sebagai berikut :
1. Ketua (Kaico) : Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
2. Wakil (Fuku Kaico) ; Ichibangase (orang Jepang) yang menjabat sebagai kepala badan perundingan
3. Sekretariat : R.P. Suroso yang dibantu oleh Toyohito Masuda (orang Jepang) dan Mr. A.G. Pringgodigdo.

BPUPKI diresmikan pada tnggal 28 Mei 1945 di Gedung Cuo Sangi In di Jalan Pejambon, Jakarta (sekarang Gedung Departemen Luar Negeri). Dalam upacara peresmian ini dihadiri oleh dua orang pejabat militer Jepang, yaitu :
1. Jenderal Itagaki (Panglima Tentara ke-7 yang bermarkas di Singapura).
2. Letnan Jenderal Nagano (Panglima Tentara ke-16 yang baru).

Pada peresmian BPUPKI ini dikibarkan bendera Jepang yang disebut Hinomaru oleh Mr. A.G. Pringgodigdo yang kemudian disusul dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh Toyohito Masuda.

Peristiwa peresmian BPUPKI ini membangkitkan semangat para anggota BPUPKI dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Setelah kepanitiaan terbentuk, kemudian BPUPKI segera mengadakan sidang-sidang.
Read more ...

Tokoh nasionalis zaman pendudukan Jepang

Pada masa Pendudukan Jepang, banyak tokoh nasionalis yang bersikap kooperatif dengan pihak Jepang. Kerja sama ini didahului dengan tindakan pemerintah militer Jepang yang secara berangsur-angsur membebaskan pemimpin nasionalis Indonesia yang sebelumnya telah ditahan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Para tokoh nasionalis yang bersikap kooperatif dengan Jepang, Di bawah ini tokoh-tokoh nasionalis dan gambarnya :
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. Mr. Muh. Yamin
4. Mr. Sartono
5. Dr. G.S.S.J. Ratulangi
7. Otto Iskandardinata
8. Mr. Samsudin

Ir. Soekarno
Ir. Soekarno
Drs. Moh. Hatta
Drs. Moh. Hatta
Mr. Muh. Yamin
Mr. Muh. Yamin
Mr. Sartono
Mr. Sartono
Dr. G.S.S.J. Ratulangi
Dr. G.S.S.J. Ratulangi
Otto Iskandardinata
Otto Iskandardinata
Mr. Samsudin
Mr. Samsudin
Namun ada juga tokoh yang menolak bekerja sama dengan Jepenag, seperti Sutan Syahrir, Amir Syarifuddin dan Cipto Mangunkusumo.

Sebelum Jepang datang ke Indonesia, Amir Syarifuddin telah menerima tawaran dari Van der Plas untuk menentang Jepang secara rahasia. Amir Syarifuddin diberi uang sebesar 25 ribu gulden untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Kemudian Amir mengajak Syahrir untuk bergabung, namun Syahrir tidak memberikan jawaban yang pasti dengan ajakan Amir tersebut.

Pemerintah Jepang mengetahui gerakan yang dipimpin Amir tersebut. Pada bulan Mei 1943, Amir dan pengikutnya dijatuhi hukuman mati. Namun, karena politik diplomasi dari Soekarno dan Hatta yang berhasil membujuk Jenderal Nagano, maka Amir tidak jadi dihukum mati dan diganti dengan hukuman seumur hidup.
Read more ...

4 kelompok industri di Indonesia

4 kelompok industri di Indonesia. Departemen perindustrian (sesuai undang-undang No. 5 Tahun 1984) secara nasional membagi industri yang ada di Indonesia dalam empat kelompok. 4 kelompok tersebut adalah sebagai berikut :
1. Industri mesin dan logam
Kelompok industri ini antara lain industri mesin perkakas, industri mesin dan alat pertanian, industri mesin listrik, industri pesawat terbang, industri perkapalan, industri mesin dan peralatan pabrik, serta industri besi dan baja.

2. Industri kimia dasar
Kelompok industri ini antara lain sebagai berikut :
a. Industri agrokimia
Menghasilkan pupuk dan pestisida. Industri pupuk urea dan amonia terdapat di Aceh, Palembang dan Gresik.

b. Industri kimia organik
Menghasilkan pigmen, metanol, karbon aktif, dan lain-lain.

c. Industri selulosa dan karet
Mengolah kayu dan karet alam dan menghasilkan pulp (bubur kayu, kertas, dan ban). Pabrik bubur kayu sebagai bahan kertas terdapat di Prapat, Banyuwangi, Jakarta, Samarinda, dan Sampit. Sedangkan pabrik karet terdapat di Pontianak, Palembang, dan Medan.

d. Industri kimia anargonik
Menghasilkan asam sulfat, soda kaustik, zat asam, dan lain-lain.

3. Kelompok aneka industri
Jenis aneka industri meliputi berbagai macam industri, yaitu industri pangan, industri tekstil, industri kimia, industri alat listrik dan logam, industri alat-alat musik, industri alat tulis, serta industri bahan bangunan dan umum.

4. Industri kecil
Industri kecil umumnya merupakan industri rakyat. Ciri-ciri industri kecil yaitu upah buruh rendah, memerlukan banyak pekerjaan tangan, menggunakan alat yang sederhana, merupakan barang-barang konsumsi, dan dikerjakan di rumah.

Menurut Menteri Perindustrian tahun 1980 yang dimaksud dengan industri kecil adalah sebagai berikut :
1. Pemilik usaha adalah WNI (Warga Negara Indonesia).
2. Investasi SDM berjumlah maksimal 650 ribu rupiah.
3. Investasi dalam pabrik dan peralatan mesin (kecuali tanah dan gedung berjumlah maksimal 65 juta rupiah).

Dampak industrialisasi
Perkembangan industri yang semakin pesat berdampak besar dalam ekonomi masyarakat. Adapun dampak positif dan negatif dari pembangunan industri adalah sebagai berikut :
1. Dampak positif
- Mengurangi pengangguran.
- Kebutuhan akan barang-barang terpenuhi.
- Menambah penghasilan negara.
- Menekan laju pertumbuhan penduduk.

2. Dampak negatif
- Pencemaran lingkungan.
- Perubahan budaya, masyarakat cenderung bersifat individualis dan konsumtif, sehingga sifat gotong-royong yang berkembang dalam kehidupan masyarakat agraris semakin sulit untuk ditemukan.
- Luas lahan pertanian berkurang.

Itulah sekilas pembahasan tentang 4 kelompok industri di Indonesia, semoga menjadi tambahan catatan penting bagi perkembangan industri di Indonesia.
Read more ...

Industri Pertanian dan Industri Nonpertanian masa Repelita II

Industri Pertanian dan Industri Nonpertanian masa Repelita II. Pada Repelita II berbagai jenis industri yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan dalam 10 kelompok, yaitu :
1. industri pangan
2. industri tekstil
3. industri barang-barang dan kulit
4. industri pengolahan kayu
5. industri kertas
6. industri kimia dan farmasi
7. industri pengolahan karet
8. industri bahan-bahan galian/bukan logam
9. industri logam
10. industri peralatan

Industri Pertanian
Industri pertanian adalah industri yang mengolah dan menghasilkan barang yang mendukung sektor pertanian. Industri pertanian mencakup industri pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan,.

Tujuan
Adapun tujuan pembangunan industri pertanian adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan hasil dan mutu produksi.
2. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan kerja.
3. Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat.
4. Meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor.

Industri Nonpertanian
Industri nonpertanian adalah industri adalah industri yang aktivitasnya di luar bidang pertanian. Pada akhir tahun 1970-an kondisi perindustrian di Indonesia masih sangat lemah. Untuk memperkuat struktur industri Indonesia pemerintah menyusun suatu langkah strategis secara bertahap.

Langkah tersebut dinamakan Peta Rangka Landas Bidang Industri yang sejak tahun 1984 menjadi arah kebijakan perkembangan industri nasional. Adapun macam-macam industri nonpertanian adalah sebagai berikut :
1. Industri Pertambangan dan Energi
Industri pertambangan misalnya industri tambang batu bara di Sawahlunto, industri tambang emas di Irian Jaya, industri tambang minyak bumi di Balikpapan (Palembang), industri tambang timah di Belitung, industri Semen di gresik, Padang, Cibinong, dan Ujung Pandang.

2. Industri Elektronika
Perkembangan elektronika di Indonesia semakin maju bersamaan dengan munculnya perusahaan-perusahaan elektronika.

3. Industri Pariwisata
Keuntungan dari industri pariwisata adalah mendatangkan devisa negara, memperluas lapangan kerja, memacu pembangunan daerah, meningkatkan rasa cinta tanah air, dan mengembangkan kerajinan rakyat.

Itulah sekilas tentang Industri Pertanian dan Industri Nonpertanian masa Repelita II, semoga menjadi catatan sejarah kita bersama.
Read more ...

Perkembangan industri zaman Revolusi Industri abad ke-18

Perkembangan industri zaman Revolusi Industri abad ke-18. Kata industri berasal dari bahasa Latin yaitu industria yang berarti kerajinan. Industri adalah kegiatan yang mengubah bahan organik dan anorganik secara kimia atau atau secara mekanik sehingga menjadi bahan baru.

Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan perekayasaan industri. Kegiatan proses produksi dalam industri disebut dengan perindustrian.

Perkembangan industri
Salah satu terobosan besar teknologi pada zaman Revolusi Industri adalah penemuan mesin uap oleh James Watt. James Watt berhasil mengadakan perbaikan penemuan mesin uap tahun 1765 yang sebelumnya ditemukan oleh New Comen.

Perkembangan industri zaman Revolusi Industri abad ke-18

Inovasi ini menjadi dasar dari turbin (mesin penggerak dalam industri berat). Sehingga James Watt dikenal sebagai Bapak Revolusi, sebab penemuannya menjadi tenaga penggerak mesin industri dan menjadi salah satu pendorong terjadinya Revolusi Industri.

Perkembangan industri zaman Revolusi Industri abad ke-18

Pada abad ke-18 Revolusi industri membawa kemajuan ekonomi di Eropa, Amerika Serikat dan negara berkembang. Sedangkan di Indonesia ada beberapa faktor yang mendukung pembangunan industri, antara lain sebagai berikut :
1. Jumlah penduduk yang besar sebagai tenaga kerja dan pemasaran hasil industri.
2. Letak Indonesia sangat strategis pada posisi silang dunia.
3. Cadangan bahan mentah yang melimpah meliputi hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan kelautan.
4. Berkembangnya ahli-ahli ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bagi Indonesia pembangunan industri sangat bermanfaat bagi kehidupan bangsa dan negara, antara lain sebagai berikut :
1. Menciptakan lapangan kerja baru.
2. Pemerataan kesempatan berusaha.
3. Untuk meningkatkan pendapatan perkapita.
4. Meningkatkan nilai tambah bahan mentah dan bahan baku.
5. Meningkatkan produktivitas.
6. Meningkatkan ekspor.
7. Menghemat devisa.

Adapun langkah-langkah untuk melaksanakan kebijakan dalam pembangunan adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kewirausahaan dan profesionalisme.
2. Meningkatkan kemampuan pengusaha teknologi termasuk pengembangan inovasi dalam proses produksi teknologi serta penguasaan teknologi rancang bangun.
3. Mengembangkan industri yang berorientasi ekspor sebagai penggerak utama untuk mempercepat laju pertumbuhan industri dan ekonomi.
4. Mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan dalam rangka memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya nasional.
5. Mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga dalam upaya menambah pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.

Demikian sekilas pembahasan tentang Perkembangan industri zaman Revolusi Industri abad ke-18, semoga menjadi catatan sejarah teknologi dunia.
Read more ...

Sejarah berdirinya industri pesawat terbang di Indonesia

Sejarah berdirinya industri pesawat terbang di Indonesia. Teknologi pesawat terbang pada masa Perang Dunia I mengalami kemajuan yang sangat luar biasa. Para perancang pesawat Eropa, Louis Bleriot dan Herman Fikker (Insinyur berkebangsaan Amerika - Belanda) membangun konsep dasar pesawat tempur berdasarkan rancangan Wright bersaudara. Pesawat tersebut diberi nama Fokker's biplanos yang yang banyak digunakan oleh Jerman.

Pada masa Perang Dunia II produksi pesawat terbang difokuskan pada pesawat tempur dan pesawat pengebom. Setelah Perang Dunia II pesawat tempur tersebut dialihfungsikan menjadi pesawat sipil.

Di Indonesia perkembangan teknologi transportasi udara juga menjadi salah satu kebutuhan rakyat Indonesia yang semakin berkembang pesat dari waktu ke waktu. Setelah Indonesia merdeka, semakin terbuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk membuat pesawat terbang sendiri, mengingat bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang tentu saja memerlukan sarana transportasi udara untuk kelancaran pemerintahan, pembangunan ekonomi dan pertahanan keamanan.

Pesawat terbang Indonesia

Sejarah berdirinya industri pesawat terbang di Indonesia berawal pada sebuah bangunan bekas gudang kapuk di Magetan. Pada tahun 1946 dirakit pesawat terbang pertama dengan bahan-bahan dari Indonesia oleh putra-putri Indonesia yang diberi bana NWG-1, sesuai dengan inisial pembuatnya, yaitu : Nurtanio Pringgoadisuryo dan Wiweko Supono. NWG-1 berjenis pesawat layang jenis zogling tanpa mesin yang biasa dipakai untuk olah raga terbang layang.

Setelah berhasil pembuatan NWG-1, kemudian Nurtanio mencoba merakit pesawat bermesin dengan mesin sepeda motor jenis Harley Davidson buatan tahun 1928. Kerangka pesawat tersebut terbuat dari kayu dengan pipa baja yang dilapisi kain blacu. Pesawat tersebut mampu terbang dan diberi nama WEL (Wiweko Experimenttal Lightplane).

Pada tahun  1953 bersama dengan lima belas orang staf, Nurtanio berhasil membangun pesawat serba logam pertama yang berkursi tunggal. Pesawat tersebut diberi nama Kumbang. Pada tanggal 17 April 1958 Si Kumbang mampu terbang melintasi Pulau Jawa. Setelah Si Kumbang kemudian muncul Belalang yang digunakan untuk melatih calon penerbang AURI. Kemudian menyusul Kunang 25, Kepik, Mayang, dan muncul prototipe helikopter.

Pembuatan pesawat tersebut merupakan proyek besar, sehingga perlu menjalin hubungan dengan pabrik asing, yaitu pabrik pesawat Cekop dari Polandia. Tujuan kerja sama tersebut untuk memproduksi pesawat Wilga dalam skala besar, sehingga proyek ini diberi nama Wilga oleh Presiden Soekarno.

Sejarah berdirinya industri pesawat terbang di Indonesia

Namun, pada tanggal 21 Maret 1966 Nurtanio mendapat musibah ketika pesawat yang ditumpanginya jatuh di Kiara Condong (Bandung), sehingga menghentikan proyek besarnya.

Perkembangan transportasi udara di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain meningkatnya jumlah penumpang maupun barang sejak tahun 1970-an, bertambahnya jumlah bandar udara dan kemampuan operasional, serta pembangunan lapangan terbang perintis di beberapa provinsi.

Perusahaan penerbangan nasional pertama adalah Garuda Indonesia yang mulai melayani penerbangan pada tanggal 26 Januari 1949 menggunakan pesawat DC3 yang dibeli rakyat Aceh dan diberi nama Seulawah. Seiring tumbuhnya perekonomian Indonesia pada tahun 1970-an mulai berkembang pula perusahaan penerbangan milik pemerintah dan swasta.

Sebagai upaya mengembangkan teknologi dan industri penerbangan, pada tanggal 28 April 1976 didirikan industri pesawat terbang Nurtanio yang diprakarsai B.J. Habibie. Dalam perkembangannya, perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Sejak saat itulah mulai tumbuh dan berkembang industri pesawat terbang modern dan lengkap di Indonesia.

Pada periode inilah semua aspek prasarana, sarana, SDM, hukum, dan regulasi serta aspek lainnya yang berkaitan dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang berusaha ditata. Melalui IPTN, dikembangkan suatu konsep alih teknologi dan industri progresif yang ternyata memberikan hasil optimal dalam penguasaan teknologi kedirgantaraan dalam waktu yang relatif singkat.

IPTN telah berhasil merakit dan memproduksi berbagai jenis pesawat terbang dan helikopter, melalui kerja sama dengan beberapa penerbangan besar internasional. Sejak akhir tahun 1980-an, IPTN mulai melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan pembuat pesawat terbang asing untuk membuat beberapa komponen pesawat terbang.

Pada tahun 1995, IPTN memproduksi pesawat N-250 dan telah berhasil diterbangkan. Hasil rancangan IPTN tersebut diharapakan mampu bersaing di pasar dunia dengan jenis-jenis produksi pesawat lainnya. IPTN direstrukturisasi pada tanggal 24 Agustus 2000 dan kemudian berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Itulah sekilas pembahasan tentang Sejarah berdirinya industri pesawat terbang di Indonesia, semoga menjadikan catatan sejarah teknologi nusantara.
Read more ...

Monday, September 29, 2014

Pendirian perusahaan kapal zaman Belanda di Indonesia

Pendirian perusahaan kapal zaman Belanda di Indonesia. Bangsa Indonesia sejak dahulu telah dikenal sebagai bangsa pelaut ulung, karena terbiasa mengarungi lautan di wilayah nusantara, bahkan telah berlayar sampai ke luar wilayah nusantara. Hal ini pernah dibahas di artikel Nenek moyang bangsa Indonesia pelaut tangguh. Oleh karena itu, kapal laut merupakan alat transportasi penting untuk negara kepulauan seperti Indonesia.

Bukti yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah memanfaatkan kapal sebagai sarana penting dalam transportasi laut adalah seperti yang telah tergambar pada relief-relief Candi Borobudur dalam bentuk perahu bercadik, yang telah mampu berlayar hingga jauh sampai ke Pulau Madagaskar (Afrika) Selain itu juga adanya pembuatan kapal pinisi yang dilakukan bangsa Bugis di Sulawesi Selatan.

Sebagian besar kapal dan teknologi transportasi laut yang ada di Indonesia diimpor dari luar negeri. Meskipun dalam usaha pengembangan teknologi laut juga dilakukan di dalam negeri. Keberadaan galangan-galangan kapal PT PAL di Surabaya mampu menjadi sarana pengembangan teknologi dalam bidang transportasi laut di Indonesia.

Pendirian perusahaan kapal zaman Belanda di Indonesia

Selain itu, jenis-jenis kapal tradisional seperti pinisi juga tetap dikembangkan, baik dari segi konstruksi maupun teknologi pelayarannya. Transportasi air di Indonesia bukan hanya berkisar laut saja, melainkan juga transportasi danau dan sungai.

Di beberapa daerah yang memiliki sungai besar transportasi sungai memainkan peranan penting. Misalnya yang ada di Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Jaringan transportasi sungai menjadi prasarana utama yang menghubungkan daerah penghasil di daerah hulu dengan pasar yang biasanya di daerah hilir.

Pendirian perusahaan kapal zaman Belanda di Indonesia

Pendirian perusahaan kapal dirintis sejak tahun 1823 pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Ide pendirian bengkel reparasi kapal laut ini dimunculkan oleh V.D. Capellen, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu.

Pada tahun 1939 pemerintah Hindia Belanda mengganti namanya menjadi Maarine Establishment (ME) yang berfungsi sebagai sebuah pabrik pemeliharaan dan perbaikan kapal.

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, ME tetap berfungsi sebagai bengkel reparasi dan perbaikan kapal-kapal angkatan laut Jepang. Ketika Belanda kembali ke Indonesia, Belanda menguasai ME dan pada tanggal 27 Desember 1949 baru diserahkan ke Indonesia. Sejak saat itu nama perusahaan kapal laut tersebut diubah menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL).

Status PT PAL pada tahun 1978 diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) PAL. Pada tahun 1981 Perum PAL diubah menjadi perseroan yang dipimpin Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (Menteri Riset dan Teknologi saat itu. PT PAL memproduksi berbagai jenis kapal mulai dari kapal ikan, kapal niaga, kapal perang, togboat, tanker, kapal penumpang dan kapal riset (Baruna Jaya VIII)

Adapun upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan sarana transportasi laut adalah sebagai berikut :
1. Merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur yang ada.
2. Pengadaan kapal feri dan kapal pengangkut barang.
3. Perbaikan pelabuhan laut, terminal peti kemas dan dermaga-dermaga.
4. Meluncurkan kapal cepat Palindo Jaya 500 yang diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995.

Demikian pembahasan tentang Pendirian perusahaan kapal zaman Belanda di Indonesia, semoga menjadi catatan sejarah bagi bangsa Indonesia.
Read more ...

Perkembangan transportasi darat Indonesia sejak zaman penjajahan

Perkembangan transportasi darat Indonesia sejak zaman penjajahan. Perkembangan transportasi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perubahan-perubahan besar dalam teknologi transportasi dunia. Pengaruh teknologi dalam bidang transportasi di Indonesia di bawa oleh pemerintah kolonial Belanda dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses pengawasan terhadap daerah-daerah yang jauh dari pusat kegiatan pemerintahan. Penemuan-penemuan sarana transportasi dikembangkan di Barat, dalam perkembangannya mulai diperkenalkan dan di bawa ke wilayah-wilayah koloni oleh kaum penjajah.

Seperti pembangunan jalan raya yang telah dirintis sejak zaman Gubernur Jenderal Daendels ketika berkuasa di Indonesia. Daendels membangun jalan raya pos sepanjang 1.000 km dari Anyer (Banten sampai Panarukan (Jawa Timur).

Penemuan mobil oleh Gottlieb Daimier pada tahun 1887 merupakan temuan teknologi transportasi darat yang telah mengubah sejarah transportasi dunia. Di Indonesia, mobil pada awalnya dibawa masuk oleh orang-orang Eropa pada awal abad ke-20. Kepemilikan pun lebih banyak dikuasai oleh orang-orang kaya Eropa dan terbatas di kalangan orang pribumi.

Pembangunan jalan raya dilakukan untuk membuka daerah-daerah yang terisolasi untuk menghubungkan pusat-pusat industri yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Jalan raya yang dibangun pemerintah sampai tahun 1988 mencapai sepanjang 42.982 km.

Selama tahun 1940-an difokuskan membangun jalan raya di daerah-daerah pusat produksi dan jalan raya yang menghubungkan daerah-daerah tempat pemasaran hasil industri. Pada tahun 1993/1994 di Irian Jaya dibangun jalan raya sepanjang 152 km, dari Sulawesi sepanjang 46 km, di Kalimantan sepanjang 248 km, dan di Maluku sepanjang 23 km. Selain pembangunan jalan raya, juga dibangun jembatan-jembatan, seperti jembatan Membrano di Irian Jaya dan jembatan Barito di Kalimantan.

Selain pembangunan jalan raya, masalah transportasi darat yang tidak kalah pentingnya adalah perkembangan perkeretaapian. Jalur kereta api pertama di Indonesia dibangun pada masa Gubernur Jenderal Mr. L.A.J. Baron Sloet van den Beele.

Perkembangan jalur kereta api Indonesia zaman penjajahan

Jalur tersebut menghubungkan desa Kemijen dengan desa Tanggung (Semarang, Jawa Tengah) sepanjang 25 km yang dibangun pada tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan jalur kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan kereta api Hindia Belanda, Naamlooze Venootschaap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P. de Bardes.

Sarana transportasi ini telah berkembang sejak masa kolonial Belanda, yaitu dengan dibangunnya jaringan kereta api di beberapa daerah di Indonesia. Pembangunan jalur kereta api juga dibangun di luar Pulau Jawa, yaitu sebagai berikut :
1. Di Sulawesi, pada tahun 1992 dibangun jalur kereta api sepanjang 47 kilometer yang menghubungkan Makassar dengan Takalar yang mulai dioperasikan pada tanggal 1 Juli 1923.
2. Di Sumatra, pembangunan jalur kereta api dilakukan di Sumatra Selatan tahun 1914, Sumatra  Barat tahun 1891, Sumatra Utara tahun 1886 dan Aceh tahun 1874.

Pembangunan jalur kereta api pada masa Pendudukan Jepang dilakukan antara Bayah-Cikara (Banten) sepanjang 83 kilometer, kemudian membangun jalur Muaro-Pekanbaru sepanjang 22 km. Pembangunan jalur kereta api ini menggunakan tenaga romusa (kerja paksa) yang banyak menelan korban jiwa.
Perkembangan transportasi darat Indonesia sejak zaman penjajahan

Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih perusahaan perkeretaapian dari pihak Jepang pada tanggal 28 September 1945. Peristiwa tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Pada peristiwa tersebut ditandai dengan pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKRI).

Nama perusahaan kereta api Indonesia telah berubah berkali-kali, dari Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA tanggal 25 Mei 1963), Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA, tanggal 15 September 1971), Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka, tanggal 2 Januari 1991), PT (Persero) Kereta Api Indonesia (PT KAI, tanggal 1 Juni 1999).

Sarana transportasi darat ini paling banyak diminati karena relatif murah, cepat dan mudah dijangkau. Berikut ini adalah upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sarana transportasi darat.
1. Pemeliharaan rehabilitasi jalan raya yang sudah ada.
2. Membangun jalan tol dan jalan layang, ringroad.
3. Pembangunan jalan kereta api.
4. Rehabilitasi infrastruktur dan penyediaan tambahan perlengkapan operasional jalan kereta api.
5. Pengadaan kereta api lebih modern, seperti Argo Bromo dan Argo Gede.

Demikian ulasan Perkembangan transportasi darat Indonesia sejak zaman penjajahan, semoga menambah catatan penting dalam sejarah bidang transportasi di Indonesia.
Read more ...

Sekilas tentang munculnya sistem transportasi di dunia

Sekilas tentang munculnya sistem transportasi di dunia. Dalam perkembangan transportasi di dunia, manusia sudah terlibat dalam transportasi sejak zaman purba. Kegiatan transportasi dahulu masih terbatas pada kebutuhan membawa benda atau manusia dari satu tempat ke tempat lain. Kegiatan tersebut masih dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia atau hewan.

Sistem transportasi dapat mempercepat langkah dan memperluas ruang gerak manusia dalam menjalankan segala aktivitasnya. Bentuk-bentuk transportasi pun semakin berkembang, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan manusia dan perkembangan teknologi.

Pada tahun 1675 Sebelum Masehi, bangsa Hyksos sudah mengenal penggunaan roda. Penggunaan roda ini semakin mempermudah kegiatan transportasi zaman itu. Penemuan mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769, lokomotif yang digerakkan tenaga uap oleh Richard Trevithick pada tahun 1804, dan kapal yang digerakkan oleh tenaga uap oleh Robert Fulton semakin mempercepat perkembangan teknologi transportasi.

Sekilas tentang munculnya sistem transportasi di dunia

Perkembangan teknologi di bidang transportasi dari dahulu hingga sekarang pada dasarnya didorong oleh adanya kebutuhan manusia akan sarana transportasi. Sebab adanya sarana transportasi dapat memberikan berbagai kemudahan kepada manusia.
Read more ...

Sejarah lahirnya TVRI

Sejarah lahirnya TVRI. Perkembangan teknologi media televisi bermula dari penemuan electrische telescope oleh seorang mahasiswa dari Berlin, Jerman yang bernama Paul Gotlieb Nipkow. Nipkow menggunakan electrische telescope untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain. Paul Gotlieb Nipkow dijuluki The Father of Television.

British Broadcasting Corporation (BBC) pada tanggal 2 November 1936 mulai mengoperasikan stasiun televisi pertama di dunia hasil eksperimen di Alexandra Palace di luar kota London. Keberhasilan pengoperasian stasiun ini tidak dapat dilepaskan dari eksperimen yang dilakukan Nipkow.

Menjelang tahun 1960-an, hampir seluruh negara (termasuk Indonesia) merintis untuk memiliki jaringan televisi. Sifat dan karakteristik televisi yang unik sebagai media massa menjadi salah satu alasan pemerintah Indonesia untuk membangun jaringan siaran televisi.

Gagasan konkret untuk memiliki jaringan stasiun televisi di Indonesia dilahirkan setelah pemerintah pada tahun 1961 memasukkan proyek media televisi ke dalam proyek Asean Games. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan Nomor 20/E/M/1961 dibentuk Panitia Persiapan  Pembangunan Televisi Indonesia.

Televisi indonesia

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 215/1963, dibentuk yayasan TVRI yang berlaku sejak tanggal 20 Oktober 1963. Dengan kondisi yang terbatas, lahirlah televisi siaran Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1962 dengan jangkauan siaran yang masih sangat terbatas.

Sejarah lahirnya TVRI

Tiga tahun kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1965 dengan berbagai gejolak politik yang terjadi pada waktu itu, lahirlah televisi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Setelah diluncurkan SKSD (Sistem Komunikasi Domestik) Palapa pada tahun 1976, siaran televisi mulai mengalami perkembangan (baca Sejarah peluncuran Satelit Palapa dan manfaatnya). Perpaduan antara berbagai teknologi baru, teknologi komunikasi satelit dan terjadinya proses alih teknologi yang memungkinkan TVRI dapat menjangkau wilayah-wilayah di Indonesia dengan kualitas gambar dan suara yang semakin jelas.

Pada saat yang bersamaan, pemilik televisi pun ikut mengalami peningkatan. Berdasarkan data pada tahun 1969 perkirakan terdapat 65.000 unit pesawat televisi. Pada tahun 1984 terus meningkat hingga mencapai angka 7 juta pemilik televisi.

Sebagai media massa, televisi memiliki unsur-unsur karakteristik sebagai berikut :
1. Tidak bersifat alamiah, tetapi selalu tersusun, dibentuk, dan direncanakan, bahkan melalui wadah organisasi.
2. Kegiatannya terarah dan bertujuan, sehingga merupakan hal yang direncanakan.
3. Komunikasi sering tidak hanya satu orang individu saja, melainkan kolektivitas.
4. Karena sifatnya yang diorganisasikan, kegiatan televisi tidak bersifat personal, tetapi berlangsung dalam jangkauan komunikasi yang luas dan dikerjakan dalam bentuk jamak serta massal.

Mulai tahun 1989, pemerintah mengizinkan kehadiran televisi swasta sehingga bermunculan TV-TV swasta. Televisi memberikan dampak positif maupun negatif.
Dampak positif dari televisi
a. Menambah wawasan di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.
b. Menambah pendidikan dan pengetahuan.
c. Mengomunikasikan hasil-hasil pembangunan.

Dampak negatif dari televisi
a. Penjajahan informasi dari suatu negara terhadap negara lain.
b. Budaya konsumerisme dan konsumtif.

Itulah sedikit pembahasan tentang Sejarah lahirnya TVRI, semoga menjadi tambahan catatan sejarah teknologi anda.
Read more ...

Perkembangan radio sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia

Perkembangan radio sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia. Perkembangan radio di Indonesia mengalami kemunduran pada masa pendudukan Jepang, karena pemerintahan Jepang mengatur siaran radio secara ketat. Penyelenggaraan radio siaran diatur oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku yang merupakan pusat radio siaran dan berkedudukan di Jakarta. Pada saat itu, semua radio siatan diarahkan untuk kepentingan militer Jepang.

Meskipun demikian, dalam bidang kebudayaan dan kesenian mengalami kemajuan yang pesat. Rakyat mendapat banyak kesempatan untuk mengembangkan kebudayaan dan kesenian. Hal ini berakibat munculnya seniman-seniman pencipta lagu Indonesia baru.

Perkembangan radio sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia

Perkembangan radio sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia

Perkembangan radio pada awal kemerdekaan Indonesia ditandai dengan belum terorganisasinya radio siaran dengan baik. Oleh karena itu, orang-orang yang berkecimpung di bidang radio menganggap penting untuk membuat organisasi radio siaran dari seluruh Jawa berkumpul di Jakarta untuk membicarakan masalah tersebut.

Pada tanggal 11 September 1945 di Jakarta diadakan rapat yang dipimpin oleh Abdurrahman Saleh dengan hasil rapat sebagai berikut :
1. Menetapkan tanggal 11 September 1945 sebagai hari berdirinya RRI.
2. Semua yang hadir menyatukan diri sebagai pegawai RRI.
3. Pusat RRI di Jakarta.
4. Abdurrahman Saleh dipilih sebagai pemimpin umum RRI.
5. Cabang RRI yang pertama adalah Jakarta, Bandung, Surakarta, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya.
6. Semboyan RRI adalah "sekali di udara tetap di udara".

Pada awal berdirinya RRI memiliki delapan stasiun yang terdapat di delapan kota di Jawa. Melalui siaran RRI inilah segala kegiatan politik pada masa revolusi fisik disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia, sehingga datang pengakuan atas kedaulatan Republik Indonesia dari negara-negara lain. Hal ini menunjukkan betapa efektifnya media massa elektronik khususnya radio dalam menjalankan pesan-pesan komunikasinya.

Selain RRI, diselenggarakan pula siaran radio oleh pihak swasta. Dalam hal ini suatu badan hukum yang memiliki perangkat teknis elektronika yang sering disebut sebagai pemancar radio. Dalam perkembangan selanjutnya, pertumbuhan radio-radio nonpemerintah semakin banyak jumlahnya sehingga perlu diimbangi dengan usaha-usaha pembinaan.

Pada tahun 1970 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1970 tentang Siaran Nonpemerintah yang isinya : "bahwa radio siaran nonpemerintah harus berfungsi sosial, yaitu sebagai alat pendidikan, penerangan, dan hiburan".

Sampai dengan tahun 1974 tercatat di seluruh Indonesia sebanyak 330 stasiun radio siaran nonpemerintah yang kemudian dikenal sebagai radio swasta niaga. Pada tahun 1980-an jumlah radio siaran nonpemerintah meningkat menjadi 405 stasiun dan jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Stasiun radio siaran swasta niaga yang semakin lama semakin banyak tersebut menyadari pentingnya kedudukan dan fungsinya di masyarakat. Sejak tahun 1974, siaran radio swasta niaga berhimpun dalam suatu wadah yang disebut dengan PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia.

Pada tahun 1984, RRI mendapat penghargaan dari The Population Institute (Lembaga Kependudukan) yang berpusat di Washington. Karena siaran sandiwara tersebut tentang masalah keluarga berencana (KB).

Manfaat siaran radio dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yaitu sebagai media informasi, media hiburan, menyiarkan suatu peristiwa secara langsung dan cepat, alat penyuluhan kepada masyarakat secara langsung, media untuk mempertahankan budaya daerah, dan perubahan sosial.

Demikian Perkembangan radio sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, semoga menjadi catatan sejarah anda.
Read more ...

Sejarah masuknya radio ke Indonesia

Sejarah masuknya radio ke Indonesia. Sebelum menjadi media komunikasi seperti sekarang, radio telah mengalami perkembangan yang cukup lama. Dr. Lee de Forest dari Amerika Serikat dianggap sebagai pelopor ditemukannya radio pada tahun 1916, sehingga Dr. Lee de Forest dijuluki The father of Radio (Bapak Radio).

Sebelumnya Gugllelmo Marconi yang terkenal sebagai penemu telegraf tanpa kawat telah merintis penemu teknologi radio sejak tahun 1894. Marconi mengembangkan eksperimen Heinrich Rudolf Hertz tahun 1857-1894, seorang fisikawan Jerman yang menemukan gelombang elektromagnet. Hal ini pernah dibahas secara sekilas dengan penemu telegraf, penemu komputer di sini.

Sejarah masuknya radio ke IndonesiaPada Perang Dunia I pengembangan pesawat radio terhambat. Pada tahun 1933 mulai dilakukan lagi usaha penyempurnaan radio siaran oleh Prof. E.H. Amstrong dari Universitas Columbia. Prof Amstrong mengenalkan sistem frequency modulation (FM) sebagai penyempurnaan amplitudo modulation (AM).

Keuntungan menggunakan frequency modulation (DM) adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan gangguan atau percampuran yang disebabkan oleh kondisi alam seperti cuaca, bintik-bintik matahari, atau alat listrik.
2. Menghilangkan gangguan atau percampuran yang disebabkan oleh dua stasiun radio yang beroperasi pada gelombang yang berdekatan.
3. Menghasilkan suara lebih jernih.

Sejarah masuknya radio ke Indonesia

Di Indonesia siaran radio diperkenalkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1934. Usaha ini dilakukan melalui organisasi penyiaran Nederlandsche Radio Omroop Maatscapy (NROM) di Batavia (sekarang Jakarta).

Sebelumnya di Batavia juga telah mengudara siaran radio amatir pada tahun 1926 dengan nama Batavia Radio Vereeneging (BRV). Kemudian berkembang radio di kota-kota besar di Jawa. Beberapa radio amatir yang ada di Jawa saat itu antara lain sebagai berikut ;
1. Mataramshe Vereeniging Radio Omroop (MVRO) berdiri di Yogyakarta tahun 1934.
2. Vereeniging Omroop Radio Luisterance (VORL) berdiri di Bandung tahun 1934.
3. Eerche Madioensche Radio Omroop (EMRO) berdiri di Madiun tahun 1934.
4. Radio Semarang (RS) berdiri di Semarang tahun 1936.

Di luar Jawa tahun 1938 radio siaran baru muncul. Hal tersebut ditandai dengan berdirinya siaran radio amatir dengan nama Amateur Omroop (AROP) di Padang.

Atas usaha Sutarjo Kartohadikusumo dan Sarsito Mangunkusumo pada tanggal 29 Maret 1937 di Bandung berdiri Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK). Tujuan PPRK adalah memajukan kesenian dan kebudayaan nasional untuk kemajuan rohani dan jasmani masyarakat Indonesia.

Demikian Sejarah masuknya radio ke Indonesia, semoga menjadi catatan teknologi anda di Indonesia.
Read more ...

Sunday, September 28, 2014

Perkembangan media cetak masa penjajahan dan kemerdekaan

Perkembangan media cetak masa penjajahan dan kemerdekaan. Inovasi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang sejak abad ke-20. Salah satu sarana informasi dan komunikasi yang berkembang dan menjadi konsumsi masyarakat pada abad ke-20 adalah media cetak.

Media cetak merupakan media informasi pertama yang digunakan manusia pada awal peradabannya. Setelah Johann Gutenberg menemukan teknologi yang berupa alat cetak, perkembangan media cetak terus dikembangkan dari masa ke masa sebagai sarana untuk menyampaikan informasi melalui pers. Perkembangan pers di Indonesia telah dimulai sejak masa kolonial Belanda yang kemudian dilanjutkan pada masa Indonesia merdeka.

Perkembangan media cetak masa penjajahan dan kemerdekaan

Pada tahun 1855, teknologi percetakan meluncurkan mingguan yang berbahasa Jawa, yakni Bromartani di Surabaya yang diedit oleh G.F. Winter. Bromartani memuat berita-berita lokal tentang kelahiran, kematian, perdagangan, pelelangan, deklarasi pemerintah, pertumbuhan pertanian, dan kutipan sastra.

Pada awal abad ke-20 pers sebagai komoditas industri mengalami perkembangan yang cukup baik, terlihat dari fenomena lahirnya berbagai penerbit surat kabar seperti : Pewarta Surabaya, Kabar Perniagaan, Mingguan Ho Po, dan Warna Warta yang terbit di Jawa.

Perkembangan media cetak masa penjajahan dan kemerdekaan

Sementara di Sumatra beredar surat kabar Sinar Sumatra, Cahaya, Pemberita Aceh, dan Perca Barat. Di Sulawesi beredar surat kabar Pewarta Menado dan Sinar Matahari. Di kalimantan terbit Pewarta Borneo.

Raden Mas Tirtohadisuryo adalah seorang pengusaha pertama Indonesia yang bergerak dalam bidang penerbitan. Raden Mas Tirtohadisuryo dianggap sebagai wartawan Indonesia yang pertama menggunakan surat kabar sebagai alat pembentuk pendapat umum. Surat kabarnya bernama Medan Priayi yang terbit pada tahun 1907.

Hubungan pers dan pergerakan nasional cukup kuat pada akhir pemerintahan Hindia Belanda. Media pers membawa suara nasionalisme Indonesia dan paham-paham pergerakan nasional untuk disebarluaskan.

Pada zaman Jepang, komunikasi sosial dikendalikan oleh angkatan perang Jepang. Isi surat kabar harus sesuai dengan kehendak Jepang. Surat kabar yang terbit berada di bawah pengawasan Jawa Shinbunkai yang mengatur isi, bentuk, jumlah, maupun daerah peredarannya.

Selain itu, Jepang juga mendirikan badan sensor pers. Pada masa Jepang surat kabar berbahasa Belanda, Cina, dan Indonesia dihentikan penerbitannya. Sebagai penggantinya diterbitkan surat kabar Asia Raya.

Pasca kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1948 tercatat kurang lebih 120 surat kabar  berbahasa Indonesia, Cina, Inggris, dan Belanda yang terbit baik di Jakarta maupun di daerah. Perkembangan surat kabar terus mengalami perkembangan dan kenaikan hingga sampai dengan tahun 1959 tercatat 160 surat kabar yang telah terbit.

Pada masa demokrasi terpimpin, penerbitan surat kabar harus mendapat surat izin terbit dan surat izin cetak. Pengeluaran surat izin ini sangat keras, untuk mendapatkan surat izin ini pengusaha penerbitan harus mendukung manipol usdek. Surat kabar yang terbitnya  dicabut pada zaman ini adalah : Pedoman, Nusantara, Keng Po, Pos Indonesia, dan Star Weekly.

Pers pada masa awal Orde Baru berfungsi sebagai parlemen yang menyalurkan aspirasi dan opini KAMI/KAPPI kepada masyarakat. Pers juga berperan sebagai media penyampai program dan kebijakan pemerintah di samping mewartakan situasi masyarakat.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 menyebutkan bahwa pers nasional berfungsi sebagai alat revolusi dan merupakan media massa yang bersifat aktif, dinamis, kreatif, edukatif, informatif, dan mempunyai fungsi sebagai pendorong serta pemupuk daya pikiran kritis dan progresif.

Untuk melaksanakan fungsinya tersebut didirikan Persatuan Wartawan Indonesia, Serikat Penerbit Surat Kabar, dan Serikat Grafika Pers.

Peran media massa pada masa pembangunan sangat penting. Berikut peran media komunikasi massa dalam masa pembangunan.
1. Sebagai alat penunjang pelaksanaan pembangunan Indonesia.
2. Sebagai alat penyiar informasi, gagasan, pendapat, inovasi, dan komunikasi yang beraneka ragam dan berjarak jauh.
3. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
4. Memberitahukan masyarakat tentang hambatan, gangguan, tantangan maupun ancaman yang harus dihadapi dalam masalah pembangunan.
5. Merupakan alat kontrol dan pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan pemerintahan agar tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.

Kehidupan pers di Indonesia semakin berkembang seiring dengan perkembangan kehidupan politik dan ekonomi di Indonesia. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya jumlah surat kabar, majalah, dan tabloid yang diterbitkan di Indonesia. Seiring perkembangan teknologi informasi dan kemajuan dunia jurnalistik, pada tahun 1980-an telah terjadi pergeseran paradigma yang menunjukkan hubungan erat teknologi informasi dengan dunia pers di Indonesia.

Misalnya para pekerja pers (wartawan) tidak lagi menggunakan tinta untuk menulis, tetapi telah banyak yang memanfaatkan teknologi komputer. Selain itu, kemampuan stenografi juga mulai digantikan dengan menggunakan alat rekam untuk kepentingan peliputan berita.

Hingga akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, perkembangan teknologi telah mempengaruhi pada kecepatan, efisiensi, mutu berita, maupun pada tampilan media cetak itu sendiri. Kemajuan telekomunikasi dan media informasi sangat memudahkan media cetak untuk mendapatkan atau saling menukar berita secara cepat melalui internet.

Memasuki awal tahun 2000, media cetak mulai memanfaatkan perkembangan teknologi pencetakan jarak jauh. Teknologi ini bertujuan sebagai upaya untuk mengurangi keterlambatan informasi yang tersampaikan kepada konsumen seperti yang sebelumnya dilakukan melalui penggunaan sarana transportasi baik darat, laut maupun udara.

Demikian Perkembangan media cetak masa penjajahan dan kemerdekaan, semoga menambah sedikit pengetahuan.
Read more ...

Sejarah peluncuran Satelit Palapa dan manfaatnya

Sejarah peluncuran Satelit Palapa dan manfaatnya. Sampai dengan awal tahun 1970-an, hubungan telekomunikasi dalam negeri masih menghadapi kendala. Keberhasilan penggunaan jaringan satelit untuk hubungan luar negeri mendorong munculnya gagasan untuk memanfaatkan teknologi yang sama bagi kepentingan dalam negeri.

Dari beberapa pilihan yang ada, sistem komunikasi yang memanfaatkan teknologi satelit dianggap sebagai cara yang paling tepat untuk mengatasi berbagai persoalan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tanggal 15 Pebruari 1975 Indonesia menandatangani pengadaan dua satelit, yaitu satu stasiun pengendali utama dan empat puluh stasiun bumi.

Untuk menjalankan rencana tersebut, sebagai langkah persiapan pemerintah Indonesia mulai membangun sumber daya manusia dan fisik sejak tahun 1974. Beberapa orang Indonesia dikirim ke luar negeri untuk mempelajari sistem komunikasi modern.

Sejarah peluncuran satelit palapa dan manfaatnya
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menerapkan proses alih teknologi komunikasi di Indonesia. Sebagai langkah selanjutnya kemudian dibangun pusat pengendalian satelit di Cibinong, Jawa Barat, yang kemudian diikuti oleh pembangunan beberapa stasiun bumi lainnya.

Para pakar teknologi komunikasi Indonesia dibantu oleh tenaga ahli dari luar negeri bekerja sama mengoperasikan teknologi komunikasi modern yang kemudian diberi nama Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa.

SKSD Palapa adalah sistem satelit komunikasi yang dikendalikan oleh sistem satelit komunikasi pengendali bumi yang dibuat oleh Hughes Aircraff Company (HAC) Perumtel Indonesia. Nama Palapa ini diambil dari Sumpah Palapa Gajah Mada yang akan mempersatukan Nusantara.

SKSD Palapa dibangun pada tahun 1974-1976. Pada tanggal 9 Juli 1976 diluncurkan satelit palapa generasi pertama milik Indonesia di Cape Kennedy, Florida, amerika Serikat.

Satelit Palapa dibuat oleh pengusaha pesawat Hughes dengan garis tengah satelit 75  inchi (1,9 meter), tinggi 13 kaki 3 inchi (4,04 meter), dan beratnya 300 kg.

Peluncuran satelit ini dikoordinasi dan dipertanggungjawabkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) dan berfungsi sejak tanggal 16 Agustus 1976. Indonesia tercatat sebagai negara keempat yang memiliki satelit setelah Kanada, Uni Soviet, dan Amerika Serikat.

Pada tanggal 11 Maret 1977 diluncurkan satelit Palapa A2 yang berfungsi sebagai cadangan yang siap digunakan apabila satelit Palapa A1 mengalami kerusakan atau gangguan. Satelit Palapa A1 dan A2 disebut sebagai satelit generasi pertama yang usia pakainya 7 tahun.

Pada tanggal 18 Juli 1983 diluncurkan lagi satelit Palapa B1 untuk menggantikan satelit Palapa A1 dan A2. Satelit ini diluncurkan dengan pesawat ulang-alik Challenger yang disusul dengan peluncuran satelit Palapa B2. Kawasan kerja satelit Palapa B2 meliputi negara-negara ASEAN dan Papua Nugini.

Pemerintah Indonesia pada tanggal 20 Maret 1967 meluncurkan sateit B-2P. Selanjutnya berturut-turut diluncurkan satelit Palapa B-2R pada tanggal 20 Maret 1990, dan satelit Palapa B-4 pada tanggal 7 Maret 1992. Tanggal 16 Mei 1996 diluncurkan satelit Palapa C-1 untuk menggantikan posisi satelit sebelumnya. Selain satelit Palapa, satelit komunikasi yang lain adalah Telkom I dan Garuda I.

Apakah fungsi dan manfaat SKSD? Berikut 4 fungsi dan manfaat utamanya :
1. Hubungan komunikasi antardaerah, antarnegara lebih mudah.
2. Mempererat penyebaran informasi melalui televisi, internet, faksimile.
3. Mempermudah komunikasi telepon SLI, SLJJ, STO (Sentral Telepon Otomat).
4. Sebagai satelit penghubung (repeater).

Untuk mengendalikan satelit Palapa telah dibangun beberapa stasiun di bumi. Stasiun tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Stasiun Bumi Lintas Utama (SLU) di ibu kota provinsi.
2. Stasiun Pengendali Utama (SPU) di Cibinong, Jakarta.
3. Stasiun bumi lintas tipis dengan TV di daerah terpencil seperti di Bengkulu, Biak, dan Pangkal Pinang.
4. Stasiun bumi lintas tipis dan tanpa TV di daerah yang lebih terpencil lagi seperti di Ternate, Fak-Fak, dan Manokwari.
Read more ...

Friday, September 26, 2014

6 satelit buatan manusia

Teknologi. Dalam arti luas, satelit adalah suatu benda langit yang secara alamiah berputar mengelilingi planet, seperti satelit yang mengelilingi bumi disebut bulan. Sesuai dengan kemajuan teknologi manusia mampu menciptakan satelit buatan. Satelit buatan adalah benda-benda buatan manusia yang ditempatkan dalam orbit dengan tujuan tertentu.

Satelit buatan manusia pertama yang diluncurkan ke orbit bumi adalah Sputnik I miliki Uni Soviet yang diluncurkan pada tanggal 4 Oktober 1957. Satelit buatan manusia tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Satelit Sumber Daya Alam
Satelit Sumber Daya Alam diluncurkan ke antariksa adalah untuk mendapatkan informasi daya alam yang ada di bumi baik dalam bidang pertanian, perikanan, maupun pertambangan. Pada tanggal 17 Maret tahun 1958 diluncurkan satelit sumber daya alam pertama oleh Amerika Serikat dengan nama Vanguard I.

2. Satelit Geodesi
Tujuan diluncurkannya satelit Geodesi ke antariksa adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang medan gravitasi bumi, pemetaan permukaan bumi, dan untuk mengamati angkasa luar lebih baik bila dibandingkan dari bumi. Satelit Geodesi pertama diluncurkan Uni Soviet pada tanggal 25 Mei tahun 1958 dengan nama Sputnik III.

6 satelit buatan manusia3. Satelit Navigasi
Satelit Navigasi diluncurkan ke antariksa dengan tujuan untuk membantu navigasi dalam bidang pelayaran dan pengembangan. Satelit Navigasi pertama diluncurkan Amerika Serikat pada tanggal 13 April 1960 dengan nama Transit.

4. Satelit Meteorologi
Satelit Meteorologi diluncurkan ke antariksa dengan tujuan untuk pengamatan cuaca, musim, angin, awan, dan temperatur. Satelit Meteorologi seperti satelit Titos, Ess, dan Nimbos.

5. Satelit Militer
Satelit Militer diluncurkan ke antariksa untuk kepentingan militer, dilengkapi dengan alat pengindraan sinar infra merah. Contoh satelit militer yaitu : satelit Samos dan satelit Vela. Satelit Samos buatan Amerika Serikat berfungsi untuk mengintai dan mengetahui pangkalan-pangkalan militer lawan. Sedangkan Satelit Vela untuk mengetahui ada tidaknya percobaan nuklir secara diam-diam oleh negara lain.

6. Satelit komunikasi
Tujuan satelit komunikasi diluncurkan ke antariksa adalah untuk kelancaran komunikasi. Amerika Serikat meluncurkan satelit komunikasi yang pertama pada tanggal 10 Juli 1962 dengan nama Telstar I.

Satelit komunikasi dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Satelit pemantau (satelit pasif) yang hanya berfungsi sebagai reflektor (pemantau) bagi sinyal-sinyal gelombang mikro yang dipancarkan dari stasiun bumi.

b. Satelit pengulang (satelit aktif), yaitu satelit yang dapat menerima suatu sinyal dan dapat memperkuat serta memantulkan ulang sinyal tersebut karena memiliki alat pemancar ulang yang disebut transponder.

Adapun manfaat satelit buatan manusia tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Mengembangkan industri antariksa untuk mendesain dan membuat perlengkapan ruang angkasa.
b. Mempermudah dalam menerima pesan mengenai citra cuaca, dengan foto-doto yang dibuat satelit cuaca.
c. Memancarkan siaran televisi ke seluruh dunia.
Read more ...

Perkembangan sistem informasi dan komunikasi pertama di dunia

Teknologi. Teknologi informasi yang dikembangkan manusia pada masa praaksara pada awalnya berfungsi sebagai sistem yang menggambarkan informasi tentang berburu dan hewan buruannya yang disajikan dalam bentuk lukisan di dinding gua tempat tinggal mereka. Sitem informasi tersebut kemudian berkembang dengan menggunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat.

Untuk pertama kali sekitar tahun 3000 sebelum Masehi, tulisan digunakan bangsa Sumeria sebagai sistem informasi. Tulisan ini dikenal dengan huruf-huruf piktograf yang ditulis pada lempengan tanah liat. Kemudian lempengan tanah liat ini diganti dengan kertas yang terbuat dari serat papirus, sejenis pohon yang tumbuh di sekitar Sungai Nil.

Kertas sebagai media informasi, ditemukan oleh bangsa Cina. Kertas tersebut terbuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci yang kemudian diratakan dan dikeringkan. Selama revolusi industri, teknologi percetakan berkembang dengan pesat. Penemuan mesin fotokopi pada tahun 1950 oleh Edwin Land dapat mempermudah penduplikasian dokumen.

Dahulu pengiriman data dari satu tempat ke tempat yang lain dilakukan oleh kurir. Pada masa kekaisaran Roma dan Persia serta komunitas masyarakat yang lain di Asia mengirim kurir mengikuti rute jalan yang telah direncanakan. Kurir ini ditugasi untuk menyampaikan informasi tentang perdagangan dan militer.

Kemudian, pengiriman data ini semakin mudah dengan adanya pelayanan pos. Pengiriman data dari satu tempat ke tempat yang lain semakin mudah dengan penemuan telegraf yang ditemukan oleh Samuel Morse pada tahun 1837.

Perkembangan sistem informasi dan komunikasi pertama di dunia
Pengembangan teknologi telegraf dan bahasa kode morse dilakukan Samuel Morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone. Mereka mengirim data secara elektronik dari satu tempat ke tempat yang lain dengan kabel.

Pengiriman data secara lisan dari satu tempat ke tempat lain dapat dilakukan setelah telepon ditemukan oleh Alexander Graham Bell. Telegraf dan telepon merupakan sistem komunikasi jarak jauh. Sistem ini mengirim sinyal elektrik lewat kabel.

Perkembangan teknologi tersebut kemudian menggantikan penggunaan kabel dengan gelombang elektromagnetik di udara setelah ditemukannya radio. Teknologi radio didasarkan pada penemuan James Clark Maxwell yang mengajukan teori bahwa pentransmisian sinyal-sinyal elektromagnetik tidak membutuhkan kabel, tetapi dapat menggunakan gelombang elektromagnetik.

Gelombang inilah yang diberdayakan dalam sistem radio. Radio ditemukan pertama kali pada tahun 1895 oleh Guglielmo Marconi. Marconi membangun sebuah sistem yang dapat mengirim dan menerima sinyal dalam jarak 3 kilometer.

Penemuan penting lainnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi adalah dengan ditemukannya komputer oleh Charles Babbage. Mengenai biografi selengkapnya Charles Babbage, silahkan baca di sini. Komputer telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia di dunia. Komputer secara luas telah digunakan dalam berbagai bidang untuk mengontrol alat yang paling sederhana seperti telepon hingga mesin yang paling rumit seperti pesawat terbang. Kemajuan dan kemampuan teknologi komputer ini terus meningkat setiap hari.

Pada awal abad ke-19, Joseph Marie Jacquard mengembangkan kartu plong (punched card) untuk mengendalikan pola tenunan. Berdasarkan penemuan Joseph Marie Jacquard tersebut, elemen-elemen dasar dari komputer modern dikembangkan.

Charles Babbage meletakkan konsep utama komputer modern dengan merancang mesin diferensiasi nomor yang ditujukan untuk menghitung sampai dua puluh digit. Konsep-konsep tersebut adalah konsep penyimpanan instruksi, penggunaan punched card sebagai sebuah memori, dan kemampuan untuk mencetak.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi abad ke-21 adalah dengan ditemukannya internet. Internet dapat diartikan sebagai suatu jaringan komunikasi antarkomputer. Pada tahun 1969 Departemen Pertahanan dan Keamanan Amerika Serikat mengembangkan suatu jaringan komunkasi yang menjadi cikal bakal internet dengan nama ARPA-Net (Advanced Research Project Agency Network).

Jaringan komunikasi ini hanya terhubung antara sistem komputer pemerintah dan militer. Jaringan komunikasi ini dibuat dengan tujuan untuk menjaga keamanan sistem komputer apabila terjadi bencana atau perang.

Para ilmuwan dari berbagai universitas di Amerika Serikat mengembangkan jaringan komputer yang mirip dengan ARPA-Net, yaitu NSF-Net (NSF : National Science Foundation). NSF-Net ini ternyata lebih murah dan lebih baik, sehingga dikembangkan agar bisa digunakan oleh masyarakat umum. Terbentuklah apa yang sekarang kita kenal dengan internet.
Read more ...

Pengertian sistem informasi dan komunikasi

Teknologi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem berarti perangkat unsur secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Sedangkan informasi berarti penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar, atau berita.

Seorang futurolog dari Amerika Serikat bernama Alvin Toffler mengatakan bahwa informasi dapat menjadi hal yang sangat penting dalam mempengaruhi pembentukan masyarakat. Informasi dapat menyajikan fakta, laporan, perkembangan, perasaan, serta membuat kecenderungan yang jika dikomunikasikan akan mempengaruhi keadaan dunia.

Pengertian sistem informasi dan komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti kesamaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi berarti membagi informasi, memberi tahu, memindahkan, atau bertukar pikiran baik secara lisan maupun tulisan.

Jadi, sistem komunikasi dapat diartikan sebagai suatu perangkat komunikasi yang terkait satu sama lain dan berfungsi untuk memberikan, memindahkan, atau membagi informasi kepada pihak-pihak yang berkaitan.

Sifat komunikasi terbagi menjadi dua macam, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dijalin dengan lisan atau tulisan, sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang dijalin dengan bahasa isyarat, gambar, atau simbol.

Sifat komunikasi ini dikenal dengan istilah pictural communication. Komunikasi seperti ini banyak digunakan dalam bahasa sandi atau oleh tuna rungu.

Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan membawa dampak positif baik untuk meningkatkan ekonomi nasional maupun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan pembangunan informasi, komunikasi dan transportasi adalah sebagai berikut :
1. Memperlancar penyebarluasan informasi pembangunan dan hasilnya.
2. Memperlancar perniagaan dari daerah satu ke daerah lain.
3. Mempercepat kegiatan siaran.
4. Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
5. Memperlancar pembukaan daerah baru dan pembukaan daerah terpencil.
Read more ...

Dampak positif dan negatif revolusi hijau di Indonesia

Teknologi. Seiring dengan berkembangnya revolusi hijau berkembang pula individualisasi hak atas tanah dan komersialisasi produk pertanian telah mengakibatkan perubahan dalam struktur sosial yang berlawanan kepentingan. Sistem kekerabatan yang pada mulanya menjadi pengikat di antara lapisan masyarakat kian memudar.

Dampak lain yang ditimbulkan dari revolusi hijau adalah kesenjangan ekonomi. Hal ini terjadi karena pengalihan hak milik atas tanah melalui jual beli. Harga tanah membumbung tinggi dan menjadi tidak terjangkau oleh petani lapisan bawah, namun petani kaya mempunyai peluang yang sangat besar untuk menambah luas tanahnya. Banyak sedikitnya tanah yang dimiliki berpengaruh pada tingkat pendapatan.

Revolusi hijau memberikan pengaruh yang sangat positif dalam pengadaan bahan pangan. Sejak tahun 1950 Indonesia telah masuk menjadi anggota FAO (Food Agriculture Organization), dan Indonesia telah banyak mendapatkan bantuan dari FAO dalam usaha pengembangan pertanian. Pada tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan FAO karena telah berhasil mencapai swasembada pangan.

Dampak positif dan negatif revolusi hijau di Indonesia

Bagi kehidupan umat manusia, revolusi hijau dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif revolusi hijau sebagai berikut :
1. Menyebabkan munculnya tanaman jenis unggul berumur pendek, sehingga intensitas penanaman pertahun menjadi bertambah dari satu kali menjadi dua kali atau lima kali per dua tahun. Akibatnya, tenaga kerja yang dibutuhkan lebih banyak.

2. Dapat meningkatkan pendapatan petani. Dengan paket teknologi, biaya produksi memang bertambah. Namun, tingkat produksi yang dihasilkan akan memberikan sisa keuantungan jauh lebih besar daripada keuntungan dalam usaha pertanian tradisional.

3. Dapat merangsang kesadaran petani dan masyarakat pada umumnya akan pentingnya teknologi.

4. Merangsang dinamika ekonomi masyarakat, arena dengan hasil yang melimpah akan melahirkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pula di masyarakat.

Selain dampak positif, pelaksanaan revolusi hijau juga berdampak negatif. Adapun dampak negatif revolusi hijau adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan produksi pangan tidak diikuti oleh pendapatan petani secara keseluruhan karena penggunaan teknologi modern hanya dirasakan oleh petani kaya.

2. Ketergantungan pada pupuk kimia dan zat kimia pembasmi hama juga berdampak tingginya biaya produksi yang harus ditanggung petani.

3. Pengaruh ekonomi uang didalam berbagai hubungan sosial di daerah pedesaan semakin kuat.

4. Sistem bagi hasil mengalami perubahan. Sistem panen secara bersama-sama pada masa sebelumnya mulai digeser oleh sistem upah. Pembeli pemborong seluruh hasil dan biasanya menggunakan sedikit tenaga kerja. Akibatnya, kesempatan kerja di pedesaan menjadi berkurang.

Itulah dampak positif dan negatif revolusi hijau di Indonesia.
Read more ...

4 upaya peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia

Teknologi. Revolusi hijau di Indonesia dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Sebelum adanya revolusi hijau, produksi pangan di Indonesia terutama padi masih menggantungkan pada cara pertanian dengan mengandalkan luas lahan dan teknik yang sederhana.

Pada periode selanjutnya, intensifikasi pertanian menjadi tumpuan bagi peningkatan produksi pangan nasional.

Perkembangan revolusi hijau berpengaruh di Indonesia. Adapun upaya yang dilakukan untuk peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia ada 4, yaitu sebagai berikut :

1. Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi Pertanian adalah upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani.

2. Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi Pertanian adalah upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan pertanian.

3. Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian adalah upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman. Misalnya dengan sistem tumpangsari (di antara lahan ditanami kacang panjang, jagung, dan lain-lain).

4. Rehabilitasi Pertanian
4 upaya peningkatan produktivitas pertanian di IndonesiaRehabilitasi Pertanian adalah upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan produktivitas daya pertanian yang sudah kritis. Timbulnya lahan kritis disebabkan karena penanaman yang terus-menerus, penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida), erosi karena penebangan liar, dan irigasi yang tidak teratur.

Adapun untuk memperbaiki lahan pertanian dapat dilakukan dengan cara reboisasi untuk kawasan hutan/nonhutan, melakukan tebang pilih, pembibitan kembali, penanaman sejuta pohon, penanaman tanah lembah/pegunungan dengan terasering/sengkedan, dan seleksi tanaman (tanaman pelindung).

Usaha peningkatan produksi pangan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1950-an. Pada saat itu pemerintah Indonesia menerapkan Plan Kasimo. Langkah awal pemerintah Indonesia tersebut dilanjutkan dengan produksi pangan yang lebih tinggi. Beberapa program baru dilaksanakan seperti program padi Sentra pada tahun 1959-1962 dan program bimbingan masal (bimas) pada tahun 1963-1965.
Read more ...