Saturday, February 28, 2015

Catatan sekilas sejarah perjuangan Bung Tomo

Perjuangan Bung Tomo dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia antara lain sebagai berikut :
1. Bung Tomo menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi kantor berita Domei, yaitu kantor berita pada masa pendudukan Jepang di Surabaya, pada tahun 1942 sampai 1945. Kantor berita Domei yang tersebut aktif menyebarluaskan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

2. Bung Tomo menjabat sebagai ketua umum Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI). Melalui BPRI beliau selalu mengobarkan semangat perjuangan rakyat Indonesia.

3. Bung Tomo merupakan anggota Dewan Penasihat Panglima Besar Jenderal Soedirman.

4. Bung Tomo diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi salah seorang pemimpin TNI yang bertugas mengoordinasi Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara di bidang informasi dan perlengkapan perang.

5. Bung Tomo bersama Laksamana Nazir mempersiapkan wilayah di Gunung Lawu menjadi pusat komando tertinggi bila di Indonesia dalam situasi perang.

6. Pada bulan Oktober 1945, Bung Tomo bersama Presiden Soekarno membahas cara penyerahan senjata oleh Jepang kepada Indonesia. Pada waktu itu saran-sarang Bung Tomo diterima oleh Presiden Soekarno.

7. Pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, Bung Tomo mendapat berita bahwa tentara Sekutu mulai menembak dan bergerak di luar daerah pelabuhan. Bung Tomo atas nama rakyat Indonesia menyatakan perang terhadap Sekutu. Bung Tomo meninggal dunia ketika menunaikan ibadah haji ke tanah Arab pada tanggal 7 Oktober 1981.

Catatan sekilas sejarah perjuangan Bung Tomo

Itulah sekilas ringkasan perjuangan Bung Tomo, semoga menjadikan catatan sejarah untuk Indonesia.
Read more ...

Catatan sekilas perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman

Tak asing lagi bukan dengan Pahlawan Nasional Panglima Besar Jenderal Soedirman? Dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia beliau juga merupakan tokoh pejuang hebat yang patut kita hargai semua jasa-jasanya. Rangkuman catatan perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman antara lain sebagai berikut :

1. Pada tanggal 23 Agustus 1949, pemerintah membentuk Badan Keamanan Rakyat atau disingkat BKR. Soedirman diangkat menjadi ketua BKR untuk wilayah Banyumas, Jawa Tengah.

2. Tanggal 12 Desember 1945, Kolonel Soedirman memimpin TKR (Tentara Keamanan Rakyat) mengusir Sekutu dari Ambarawa dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari pengaruh Sekutu. Pembahasan tentang pertempuran tersebut bisa anda baca di artikel sejarah : Pecahnya pertempuran ambarawa

3. Tanggal 18 Desember 1945. Kolonel Soedirman dinaikkan pangkatnya menjadi jenderal dan menjabat sebagai Panglima Besar TKR yang memangku tugas besar untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

4. Panglima Besar Jenderal Soedirman keluar dari Yogyakarta untuk bergerilya mengusir penjajah Belanda. Setelah bergerilya, kondisi kesehatan beliau semakin parah, sehingga terpaksa harus ditandu oleh anak buahnya. Kemudian pada tanggal 10 Juli 1949 Panglima Besar Jenderal Soedirman kembali ke Yogyakarta dan disambut dengan hangat oleh seluruh rakyat dan para petinggi negara.

Catatan sekilas perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman

Demikian sekilas perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman, anda juga bisa melihat gambaran perjuangan beliau pada artikel "Gambaran Long March Divisi Siliwangi". Semoga sedikit artikel ini bermanfaat bagi kita sebagai generasi muda yang wajib mengingat, menghormati, dan melanjutkan perjuangan beliau untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Read more ...

Friday, February 27, 2015

Perjuangan Sultan Hamengku Buwono IX untuk kemerdekaan Indonesia

Sultan Hamengkubuwono IX dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia antara lain sebagai berikut :

1. Sebelum pelaksanaan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III yaitu Letnan Kolonel Soeharto, meminta restu kepada Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau mengizinkan serangan tersebut.

Peristiwa ini membuktikan dukungan Sultan Hamengkubuwono IX dalam usaha mempertahankan ibu kota negara Indonesia yaitu Yogyakarta pada waktu itu dari pendudukan Belanda.

2. Tanggal 7 Mei 1949, Sultan Hamengkubuwono IX aktif dalam pelaksanaan Persetujuan Roem Royen. Salah satu hasil persetujuan tersebut adalah dilaksanakannya KMB (Konferensi Meja Bundar) untuk mewujudkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.

Perjuangan Sultan Hamengku Buwono IX untuk kemerdekaan Indonesia

Dengan demikian dapat kita ketahui dalam sejarah, bahwa beliau merupakan salah tokoh yang patut kita ketahui pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia tercinta. Silahkan lihat-lihat tokoh-tokoh lain yang patut kita ketahui, misalnya 5 kiprah Ir Soekarno3 tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, dan lain-lain.

Beliau juga pernah menjabat sebagai Wakil Presiden mendampingi Presiden Soeharto pada periode masa jabatan 24 Maret 1973 - 23 Maret 1978. Selengkapnya bisa anda lihat di artikel Gambar presiden dan wakil presiden Indonesia.

Demikian sedikit yang dapat admin sampaikan, semoga menambah wawasan sejarah kita terhadap bumi pertiwi.
Read more ...

Wednesday, February 25, 2015

5 kiprah Ir Soekarno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Indonesia merdeka, ternyata tidak semulus yang diharapkan. Belanda maupun negara-negara Barat belum sudi mengakui kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah di proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Baca selengkapnya di artikel : Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan pengakuannya. Pada masa tersebut ada beberapa tokoh yang getol untuk mempertahankan kedaulatan da kemerdekaan Rapublik Indsonesia, salah satunya adalah Ir Soekarno yang saat itu telah menjabat sebagai Presiden RI pertama.

Perjuangan dan Ir. Soekarno dalam mempertahankan kemerdekaan RI antara lain sebagai berikut :
1. Tanggal 19 September 1945 Presiden Soekarno memberi perintah kepada rakyat agar meninggalkan lapangan Ikada, Jakarta. Jika tidak menuruti perintah tersebut maka situasi akan berbahaya, yakni terjadi baku tembak antara para pemuda dan tentara Jepang. Bagaimana sejarah dari kisah ini silahkan baca di artikel : Perjuangan melawan Inggris mempertahankan kemerdekaan RI

5 kiprah Ir Soekarno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia
2. Tanggal 29 Oktober 1945, Presiden Soekarno menenangkan rakyat Surabaya yang sedang bertempur melawan Sekutu. Beliau mengingatkan rakyat Surabaya untuk menghentikan tembak-menembak. Kisah pertempuran yang tidak seimbang dan banyak membawa korban ini bisa di baca pada artikel : Pertempuran Surabaya dijadikan hari pahlawan

3. Tanggal 19 Desember 1948, ketika terjadi Agresi Militer Belanda II, Presiden Soekarno bersama beberapa pemimpin Indonesia lainnya diasingkan ke Bangka. Sebelum ditangkap, beliau sempat memimpin rapat kabinet dengan hasil memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran yang dijabat oleh Mr. Syarifudin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Kisah ini bisa di baca pada artikel : Yogyakarta ibu kota perjuangan gerilya

4. Tanggal 25 Pebruari 1949, utusan Belanda Dr. Koets menemui Presiden Soekarno yang waktu itu masih dalam penjara untuk mengadakan perundingan KMB. Presiden mengajukan syarat yang pada prinsipnya pengembalian kedaulatan RIS secara mudah tanpa syarat dan pihak PBB harus menuntaskan tanpa ada yang menghalangi. Akhirnya, persyaratan tersebut dipertimbangkan lagi dalam Dewan Keamanan PBB. Hasilnya, pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.

5. Tanggal 9 Desember 1961, Soekarno mengumandangkan Trikora (Tiga Komando Rakyat) dalam usaha membebaskan Irian Barat dari kekuasaan Belanda dan menjadi satu wilayah dengan Indonesia. Selengkapnya tentang Trikora silahkan baca di artikel : Pembebasan Irian Barat

Itulah kiprah Ir Soekarno dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Tokoh yang patut kita contoh, meski keluar masuk penjara beliau masih mampu memikirkan kemerdekaan rakyatnya.

Jika dari penjelasan di atas ada yang kurang jelas, atau mencari artikel yang berhubungan silahkan anda cari di kotak pencarian yang tersedia.
Read more ...

3 tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang patut kita catat jasanya

Setelah kita membahas secara sekilas tokoh-tokoh pejuang era kemerdekaan Republik Indonesia, untuk kali ini akan sedikit kita ulas 3 nama tokoh pada era yang sama. yaitu Sukarni, Laksamana Tadashi Meida, dan Mr. Ahmad Subarjo. Ketiga nama tersebut tidak pernah terlepas dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam rangka merebut kemerdekaannya. Nama-nama beliau telah tertulis di benak kita semua.

Dengan mengingat perjuangan dari beliau-beliau di masa masyarakat Indonesia dijajah bangsa Barat, paling tidak kita tahu betapa sengsaranya mereka zaman dahulu. Mampukah kita yang telah hidup serba enak di zaman ini meneruskan perjuangan mereka?

Berikut sekilas tentang 3 tokoh tersebut :
1. Sukarni
Sukarni
Sukarni salah seorang tokoh pemuda yang berjuang gigih melawan penjajah. Peranan Sukarni dalam mempersiapkan kemerdekaan adalah mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.

Ia bersama tokoh pemuda lain membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Sukarni juga mengusulkan Bung Karno dan Bung Hatta yang menandatangani teks proklamasi atas nama bangsa Indonesia. Selengkapnya bisa di baca pada artikel sejarah : Peristiwa penculikan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok dan Persiapan sekitar Proklamasi kemerdekaan Indonesia

2. Laksamana Tadashi Meida
Laksamana Tadashi Meida
Laksamana Tadashi Meida adalah seorang tentara Angkatan Laut Jepang. Ia melanggar perintah Sekutu yang melarang para pemimpin Indonesia mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sendiri. Ia ditangkap Sekutu dan ditahan selama 1 tahun karena dianggap membantu perjuangan bangsa Indonesia. Setelah dibebaskan ia kembali ke Jepang pada tahun 1947.

3. Mr. Ahmad Subarjo
Ahmad Subarjo lahir di Teluk Jambe dekat Karawang, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896. Beliau meninggal dunia di Jakarta pada bulan Desember 1978.

Mr. Ahmad SubarjoAhmad Subarjo mengawali pendidikannya di ELS, Jakarta. ELS adalah sekolah dasar zaman Belanda, Kemudian ia melanjutkan pendidikannuya ke HBS (sekolah lanjutan zaman Belanda), Jakarta. Kemudian melanjutkan lagi ke sekolah jurusan hukum di Belanda dan lulus pada tahun 1933.

Pada masa peristiwa Rengasdengklok, Mr. Ahmad Subarjo berperan dalam melakukan perundingan dengan tokoh pemuda yang membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Ia berhasil meyakinkan para tokoh pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilakukan secepatnya dengan syarat Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta.

Mr. Ahmad Subarjo adalah kepala Biro Riset Angkatan Laut Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Tadashi Meida. Karena kedekatannya dengan Mr. Ahmad Subarjo maka rumah Laksamana Tadashi Meida dapat digunakan untuk menyusun teks proklamasi, sehingga luput dari perhatian pasukan Jepang yang ada di Jakarta. Itulah mengapa sebabnya mengapa Laksamana Tadashi Meida seorang Jepang berjasa terhadap kemerdekaan Indonesia.

Demikian 3 tokoh pejuang masa kemerdekaan yang memiliki peranan penting dalam rangka memerdekakan Republik Indonesia tercinta.
Read more ...

Sekilas tentang Sutan Syahrir

Sekilas tentang Sutan Syahrir. Sutan Syahrir lahir pada tanggal 5 Maret 1909 di Padangpanjang Sumatra Barat. Beliau putra dari Moh. Rasad Gelar Maharaja Soetan. Sutan Syahrir dulunya seorang pemuda yang cerdas, gemar membaca dan menimba ilmu pengetahuan.

Sebagai mahasiswa Amsterdam (Belanda) karena ketertarikannya pada nasib kaum buruh ia ikut aktif dalam Partai Sosial Demokrat, Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1932 - 1934, Sutan Syahrir bergabung dengan Gerakan Merdeka. Kemudian beliau menjabat sebagai Ketua Umum PNI-Baru.

Karena kegiatan politiknya mengakibatkan Sutan sering keluar masuk penjara. Pada tahun 1935 - 1942 Sutan Syahrir bersama Bung Hatta di asingkan ke Boven Digul, kemudian di pindahkan ke Bandara Neira.

Baca sejarah selengkapnya mengenai Bung Hatta di artikel : Bung Hatta dan Bung Karno sang Dwitunggal

Untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, Sutan ikut aktif bersama para pemuda revolusioner yang dipimpin oleh Chaerul Saleh. Pada masa awal kemerdekaan, ia menjabat sebagai perdana menteri. Sutan Syahrir meninggal dunia pada tanggal 18 April 1966.

Berikut foto atau gambar sosok Sutan Syahrir :

Sekilas tentang Sutan Syahrir

Demikian Sekilas tentang Sutan Syahrir, semoga menambah semangat kita sebagai kaum muda generasi penerus bangsa.
Read more ...

Sekilas tentang Fatmawati istri sang proklamator

Fatmawati adalah istri dari Ir Soekarno. Fatmawati lahir di kota Bengkulu pada tanggal 5 Pebruari 1923. Ayahnya bernama Hassan Din dan ibunya bernama Siti Chatijah. Sejak kecil beliau hidup dalam suasana perjuangan.

Baca mengenai Soekarno di artikel : Ir Soekarno sang proklamator sejati

Fatmawati adalah pendamping suami suami yang setia. Dia ikut berjuang di samping Bung Karno. Bahkan, Fatmawatilah yang menjahit bendera Sang Saka Merah Putih untuk upacara pembacaan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.

Isrti Bung Karno ini turut memperjuangkan nasib kaum wanita. Fatmawati meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari Mekah (Arab Saudi) setelah menjalankan ibadah umroh pada tahun 1980.

Dari beberapa sumber sejarah yang didapat admin Fatmawati keturunan dari Kerajaan Indrapura Mukomuko. Ayahnya yang bernama Hassan Din merupakan keturunan keenam dari Kerajaan Putri Bunga Melur. Jika dilihat dari namanya Putri Bunga Melur adalah putri yang ayu, bersahaja, bijaksana. Oleh karenanya Fatmawati memiliki sifat-sifat tersebut.

Dikisahkan untuk mendapatkan cinta sang putri Bung Karno membutuhkan perjuangan yang berat. Demi memperoleh putri idamannya Soekarno terpaksa harus merelakan kepergian Bu Inggit, seorang wanita tegar dan tulus uang setia mendampinginya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ditempat pembuangan yang dilakukan Belanda sering dilaluinya bersama Bu Inggit.

Lalu bagaimana sosok Ibu Fatmawati yang anggun dan bijaksana ini? Berikut kami sertakan beberapa foto atau gambar beliau.

Sekilas tentang Fatmawati istri sang proklamator

Semoga dengan sedikit ulasan mengenai Ibu Fatmawati akan menumbuhkan semangat kita, terutama kaum wanita untuk ikut berperan serta dalam membangun bangsa dan negara.
Read more ...

Bung Hatta dan Bung Karno sang Dwitunggal

Setelah secara sekilas kita telah kita ketahui biografi Soekarno (baca artikel : Ir Soekarno sang proklamator sejati), kini giliran biografi singkat Moh. Hatta pendamping sang proklamator. Drs. Moh Hatta dan Ir. Soekarno disebut Dwitunggal Indonesia. Drs. Moh Hatta adalah tokoh proklamator Indonesia bersama Ir. Soekarno.

Panggilan akrab Moh. Hatta adalah Bung Hatta. Bung Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Sebagai mahasiswa di Belanda, ia sering mengadakan pertemuan dengan para pemuda Indonesia yang belajar di sana. Mereka tergabung dalam sebuah organisasi yang disebut "Perhimpunan Mahasiswa".

Mereka terdiri atas Moh. Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, Ali Sastroamijoyo, dan Abdul Majid. Perhimpinan Mahasiswa kemudian berganti nama menjadi "Perhimpunan Indonesia". Drs. Moh. Hatta menjabat sebagai ketua redaksi majalah "Indonesia Merdeka, yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Indonesia.

Pada tahun 1932, Drs. Moh. Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan PNI-Baru yang dipimpin oleh Mr. Sartono. Bung Hatta kemudian ditangkap dan diasingkan ke Boven Digul, Papua. Kemudian dipindahkan ke Banda Neira, Pulau Banda.

Pada tahun 1942, Drs. Moh. Hatta kembali ke Jawa. Bersama dengan Ir. Soekarno, beliau mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ketika Ir. Soekarno menjabat presiden, beliau menjabat sebagai wakilnya. Pada tahun 1956, Moh. Hatta mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden.

Drs. Moh Hatta juga menjadi pelopor usaha bersama di bidang koperasi. Karena jasanya tersebut, beliau diberi julukan "Bapak Koperasi Indonesia". Pada tanggal 14 Maret 1980, Bung Hatta meninggal dunia dan dimakamkan di Jakarta. Bagaimana Hatta mendirikan koperasi? Silahkan baca selengkapnya di artikel : Arti dan perbedaan lambang Koperasi Indonesia

Bung Karno dan Bung Hatta sering diibaratkan sebagai Dwitunggal. Sejak awal mereka berjuang bersama. Mereka memproklamasikan kemerdekaan bersama, yang akhirnya mengantar mereka menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama setelah sekian ratus tahun negeri ini terjajah bangsa Barat.

Bagi anda generasi muda saat ini mungkin belum begitu kenal sosok Bung Hatta yang hingga saat ini namanya masih melekat di hati rakyatnya. Untuk itu agar anda lebih mengenal mengenalnya, kami sertakan gambar atau foto Bung Hatta dalam berbagai pose.

Bung Hatta dan Bung Karno sang Dwitunggal

Itulah sosok Bung Hatta bersama Bung Karno Sang Proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia. Semoga menambah semangat juang para kawula muda untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik. Lihat juga sosok presiden Indonesia lainnya di artikel sejarah : Gambar presiden dan wakil presiden Indonesia.

Bagaimana setelah anda mengenal berbagai tokoh yang pernah menempati orang pertama di negeri ini?
Read more ...

Ir Soekarno sang proklamator sejati

Soekarno atau Ir. Soekarno merupakan sang proklamator Indonesia. Panggilan akrabnya adalah Bung Karno. Dari berbagai sumber sejarah dan biodata Soekarno yang di dapat penulis, Bung Karno lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901. Ia merupakan putra kedua dari Bapak Raden Sukemi Sosrodiharjo, seorang kepala sekolah, dan ibunya seorang putri dari Bali. Sejak kecil beliau sudah menampakkan jiwa kepemimpinan yang kuat. Ialah sang pembaca teks proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada tahun 1927 Ir. Soekarno bersama dengan Mr. Iskaq Cokrodisuryo, dr. Cipto Mangunkusumo, Mr. Budianto, dan Mr. Sunaryo mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). PNI berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Bung Karno sering keluar masuk penjara, namun hatinya tetap teguh. Bagaimana kiprah PNI dan organisasi-organisasi lainnya selengkapnya silahkan baca di artikel : Perjuangan secara nonkooperasi Indonesia

Ir. Soekarno pernah berkata "Seorang pemimpin tidak pernah berubah karena hukuman. Saya masuk penjara untuk memperjuangkan kemerdekaan, dan saya meninggalkan penjara dengan pikiran sama." Sebagai tokoh pejuang, berbagai penderitaan yang dialaminya tidak pernah melumpuhkan daya juangnya yang selalu membara.

Pada masa pendudukan Jepang, Bung Karno bersama Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur mendirikan Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Mereka dikenal sebagai Empat Serangkai. Setelah Indonesia merdeka, PPKI memilih Ir. Soekarno menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama. Selengkapnya tentang Putera bisa anda baca di artikel : Gerakan Tiga A dan Putera masa Jepang

Pada tanggal 21 Juni 1970, Soekarno meninggal dunia di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Ir. Soekarno adalah salah seorang pemimpin yang sangat besar jasanya kepada bangsa dan negara Republik Indonesia. Ia bersama teman-teman seperjuangannya telah membawa bangsa Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan.

Bagi generasi muda, agar lebih mengenal sosok beliau Sang Proklamator Sejati berikut kami sertakan beberapa foto Ir. Soekarno dalam berbagi pose.

Ir Soekarno sang proklamator sejati

Itulah sosok Ir Soekarno sang proklamator sejati sekaligus foto presiden Republik Indonesia yang pertama. Beliau merupakan tokoh kemerdekaan yang patut kita harga atas jasanya yang besar terhadap negeri ini. Anda juga bisa melihat foto presiden RI lainnya pada artikel : Gambar presiden dan wakil presiden Indonesia

Semoga menjadikan semangat baru bagi generasi muda saat ini.
Read more ...

Tuesday, February 24, 2015

Suku apa saja yang ada di Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik. Jumlah pulau di Indonesia kurang lebih 17.000 pulau. Namun demikian, tidak semua pulau dihuni oleh manusia. Penduduk yang menempati suatu pulau tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa. Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terkait oleh kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan. Suku apa saja yang ada di Indonesia? Lalu, termasuk suku bangsa manakah kita ini?

Berdasarkan penelitian para ahli, penduduk Indonesia merupakan percampuran antara penduduk asli dan pendatang. Mereka datang dari Cina Selatan melewati Asia Tenggara menuju ke Kepulauan Nusantara. Mereka datang ke Nusantara kira-kira 2.000 - 3.000 tahun sebelum Masehi.

Di Nusantara mereka bercampur darah dengan penduduk asli dan menurunkan nenek moyang bangsa Indonesia yang menyebar ke seluruh kepulauan nusantara. Mereka terpisah di masing-masing pulau dan tidak saling bertemu. Akhirnya terciptalah suku-suku bangsa yang berbeda, budaya, dan tradisi seperti sekarang ini. Selanjutnya baca juga artikel sejarah : Asal-usul bangsa Indonesia

Suku apa saja yang ada di Indonesia

Suku Bangsa di Indonesia

Suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia berasal dari beberapa ras. Ras adalah suatu golongan manusia yang mempunyai ciri fisik tertentu. Ras-ras yang dimaksud terdiri atas ras negroid, ras weddoid dan ras melayu. Mari kita bahas satu-persatu.

1. Ras Negroid
Ciri ras Negroid adalah sama dengan Tapiro di Papua, yaitu kulit hitam, rambut keriting, dan tubuh pendek.

2. Ras Weddoid
Ciri ras Weddoid sama dengan suku Kubu di Jambi, Gayo di Danau Air Tawar, Mentawai di Kepulauan Mentawai, dan Toala di Sulawesi. Mereka memiliki ciri tubuh sedang, kulit sawo matang, dan rambut hitam. Jadi, penduduk asli yang mendiami kepulauan Indonesia adalah suku bangsa Weddoid dan Negroid. Jika anda ingin tahu lebih jauh tentang Suku Mentawai, silahkan baca artikel : Tentang penduduk suku Mentawai

3. Ras Melayu
Ras Melayu merupakan pendatang yang tersebar menempati daerah di kepulauan Indonesia. Ras Melayu dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia sekarang ini. Ciri ras melayu antara lain ; berbadan tinggi ramping, kulit sawo matang, dan rambut lurus.

Ras melayu dibedakan menjadi dua golongan, yaitu Golongan melayu tua dan Golongan melayu Muda. Selengkapnya sebagai berikut :

a. Golongan Melayu Tua
Golongan melayu tua memiliki kebudayaan asli yang belum dipengaruhi oleh kebudayaan lain. Mereka menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Suku bangsa yang termasuk golongan Melayu Tua adalah sebagai berikut :
b. Golongan Melayu Muda
Golongan melayu Muda memiliki kebudayaan yang sudah dipengaruhi oleh kebudayaan lain yang dibawa oleh pedagang dan pelaut yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Suku bangsa yang termasuk golongan Melayu Muda adalah sebagai berikut :
Tidak kurang dari 300 suku bangsa mendiami kepulauan di Indonesia. Semuanya bergabung menjadi satu, yaitu satu bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu.
Read more ...

Keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan buatan

Kenampakan buatan yang dibangun oleh manusia bisa mendatangkan keuntungan, tetapi juga bisa mendatangkan kerugian. Dengan demikian, manusia tentunya harus pandai-pandai mengatur dan menyiapakan penyelesaian masalah yang nantinya akan ditimbulkannya. Berikut akan kita bahas keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan buatan manusia.

Keuntungan pembangunan kenampakan buatan
Beberapa keuntungan masyarakat dalam membangun kenampakan buatan secara garis besar ada 3, yaitu sebagai berikut :

1. Membuka lapangan kerja baru
Pembangunan kenampakan buatan dapat menyerap tenaga kerja yang biasanya berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar proyek pembangunan. Pembangunan pabrik, pembangunan jalan raya, dan pembangunan gedung perkantoran bisa dilaksanakan dengan adanya partisipasi rakyat banyak.

2. Memperoleh manfaat langsung
Pembangunan kenampakan buatan dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekitarnya. Misalnya, dengan adanya jalan maka transportasi masyarakat akan lebih efektif. demikian pula dengan adanya pembangunan waduk, maka pengairan sawah petani dan pemeliharaan ikan dapat dilakukan dengan baik. Ada juga yang digunakan untuk Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA).

3. Meningkatkan pendapatan masyarakat
Pembangunan kenampakan buatan dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitarnya untuk membuka usaha. Misalnya, menjual makanan, minuman, jasa angkutan, dan pengembangan usaha perikanan. Meningkatkan kesempatan masyarakat.

Keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan buatan


Kerugian pembangunan kenampakan buatan
Kerugian pembangunan kenampakan buatan bagi masyarakat antara lain sebagai berikut :
1. Mengganggu keseimbangan alam
Pembangunan kenampakan buatan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan dapat mengganggu keseimbangan alam. Dalam pembangunan kawasan industri misalnya, bila tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana pengolah limbah maka dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Misalnya : polusi udara, polusi air sungai, menyebarkan wabah penyakit, dan berkurangnya kesuburan tanah.

Selain itu, jika tidak ditangani dengan serius, maka terganggunya keseimbangan alam dapat mengakibatkan bencana yang lebih besar lagi, seperti banjir dan tanah longsor seperti yang terjadi akhir-akhir ini.

2. Utang luar negeri bertambah
Kenampakan buatan seperti bendungan, pabrik, dan jalan raya dibangun dengan menggunakan dana yang besar. Negara tidak selalu memiliki dana yang cukup untuk membiayai pembangunannya. Terkadang negara terpaksa meminjam dana kepada lembaga keuangan atau negara asing untuk membiayai proyek-proyek tersebut. Akibatnya, utang luar negeri bertambah dan diperlukan dana yang besar untuk membayarnya.

3. Persebaran penduduk tidak merata
Pambangunan kenampakan buatan juga dapat mengakibatkan persebaran penduduk yang tidak merata. Pembangunan waduk, pelabuhan, kawasan industri, atau jalan membutuhkan tanah. Dalam mendapatkan tanah untuk pembangunan proyek, sedikit banyak akan menyita atau menggusur tanah masyarakat. Masyarakat yang digusur akan pindah ke tempat lain.

Perpindahan masyarakat dapat mengakibatkan persebaran penduduk tidak merata. Demikian pula pembangunan kawasan industri di wilayah perkotaan dapat mengakibatkan terjadinya urbanisasi. Urbanisasi mengakibatkan daerah perdesaan kekurangan tenaga kerja. Karena banyak tenaga kerja yang berbondong-bondong ke kota untuk mendapatkan pekerjaan.
Read more ...

Monday, February 23, 2015

Berbagai bentuk kenampakan buatan manusia di Indonesia

Kenampakan buatan adalah kenampakan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk kepentingan tertentu. Beberapa kenampakan buatan yang ada di Indonesia antara lain waduk, pelabuhan, perkebunan, jalan, dan kawasan industri. Mari kita sedikit ulas satu-persatu.

1. Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air untuk berbagai kebutuhan. Waduk digunakan untuk mengatur pengeluaran air pada saat musim kemarau dan musim penghujan. Sebagai contoh Waduk Gajahmungkur yang ada di Wonogiri, Jawa Tengah, Waduk Asahan di Sumatra Utara, Waduk Saguling di Jawa Barat, dan Waduk Sadang di Sulawesi.

Waduk Gajahmungkur Wonogiri
Waduk Gajahmungkur Wonogiri
2. Pelabuhan
Pelabuhan terdiri atas pelabuhan laut dan udara. Pelabuhan laut adalah tempat berlabuhnya kapal-kapal laut. Contoh : pelabuhan laut Merak (Banten), pelabuhan Bakauheni di lampung, pelabuhan Gilimanuk di Bali, dan Batam kep. Riau.

Sedangkan pelabuhan udara adalah tempat di daratan yang digunakan untuk penempatan, pendaratan, dan pemberangkatan pesawat terbang. Contohnya : pelabuhan udara Polonia di Medan, pelabuhan udara Hasanuddin di Sulawesi Selatan, dan pelabuhan udara Sentani di Papua.

3. Perkebunan
Perkebunan merupakan tanah yang cukup luas yang ditanami jenis tumbuhan yang menguntungkan manusia. Perkebunan biasanya hanya ditanami satu jenis tumbuhan. Contoh perkebunan kopi, karet, kelapa sawit, teh, dan coklat.

4. Jalan
1. Jalan merupakan tanah umum yang digunakan untuk transportasi kendaraan. Jalan dibangun oleh manusia untuk memperlancar perhubungan darat. Berbagai jenis jalan di Indonesia antara lain ; jalan kampung, jalan kabupaten/kota, jalan provinsi, dan jalan negara. Jalan yang dibangun di kota-kota besar di antaranya jalan lingkar, jalan layang, dan jalan tol.

Jalan-jalan tersebut dibangun untuk mengatasi kepadatan lalu-lintas di kota dan mengurangi kemacetan seperti yang terjadi di Jakarta saat ini. Jika lalu lintas lancar tentunya dalam melakukan perjalanan akan hemat waktu dan biaya, sehingga perputaran ekonomi pun semakin lancar.

5. Kawasan industri
Kawasan industri dibangun untuk kegiatan di bidang industri. Kawasan industri merupakan tempat yang dikhususkan untuk memproduksi barang. Biasanya terdiri atas satu macam pabrik atau lebih. Letak kawasan industri pada umumnya berada di luar kota atau di pinggir kota, jauh dari pemukiman.


Pembangunan kawasan industri harus memperhatikan kelestarian lingkungan agar tidak mengganggu kehidupan penduduk di sekitarnya. Contoh kawasan industri : Kawasan Industri Pulogadung di Jakarta, Kawasan Industri Wijaya di Semarang, dan Kawasan Industri Jababeka di Bekasi dan Kawasan industri di Gresik, Jawa Timur.
Read more ...

Gambar kenampakan alam daratan dan perairan di Indonesia

Gambar kenampakan alam yang ada di Indonesia. Seperti dapat kita lihat di peta di sana akan tampak keberagaman kenampakan alam Indonesia yang mencakup wilayah daratan dan wilayah perairan. Dari situ kita akan menyadari betapa kayanya alam nusantara ini, pantas saja banyak negara barat dalam sejarahnya ingin menguasai negara Indonesia yang kaya akan berbagai sumber alam yang seakan tak ada habisnya.

Wilayah daratan Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang tersebar di seluruh wilayah nusantara dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu Indonesia disebut negara kepulauan. Pulau yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan laut. Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas, sehingga negeri ini juga dikenal sebagai negara maritim.

Gambar kenampakan alam

Kenampakan alam terjadi dengan sendirinya karena kejadian alam. Kenampakan alam dibagi menjadi 2, yaitu wilayah daratan dan wilayah lautan. Agar kita lebih menyadari betapa indahnya negeri ini, berikut kami postingkan gambar kenampakan alam yang indah di bumi Indonesia.

Gambar kenampakan wilayah daratan dan perairan

Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra
Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra
Dataran tinggi Priangan di Jawa Barat
Dataran tinggi Priangan di Jawa Barat
Batu berdiri di pinggir pantai

Gunung kecil di tepi pantai

Pantai tempat berennang

Pegunungan di pantai selatan pulau Jawa

Waduk Gajahmungkur di Wonogiri saat pagi hari


Itulah beberapa Gambar kenampakan alam di Indonesia yang kesemuanya indah dan memiliki kekayaan yang tak ternilai harganya. Semoga menambah kecintaan kita terhadap bumi nusantara. Anda bisa melihat selengkapnya di artikel :
Selamat menikmati indahnya alam Indonesia
Read more ...

Tipe fauna Asia, fauna peralihan dan fauna Australia

Persebaran fauna di Indonesia terdiri atas tiga wilayah tipe fauna, yaitu fauna tipe Asia, fauna tipe peralihan, dan fauna tipe Australia. Pengelompokan ini dilakukan oleh ilmuwan asal Inggris bernama Alfred Russel Wallace.

Alfred Russel Wallace lahir di Inggris pada tanggal 8 Januari 1823. Ia adalah seorang ahli ilmu hewan. Tahun 1854 - 1862 ia mengadakan penyelidikan tentang hewan-hewan di Indonesia. Wallace membagi hewan-hewan di Indonesia menjadi 2 golongan, yaitu golongan hewan yang berada di bagian barat dan timur dengan Selat Lombok dan Selat Makassar sebagai batas pemisah. Garis pembatas tersebut dikenal dengan sebutan Garis Wallace.

3 tipe fauna

1. Fauna Asia
Fauna tipe Asia berada di wilayah bagian barat Indonesia. Wilayah bagian barat Indonesia meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Madura, dan Kalimantan. Contoh hewan yang terdapat di wilayah ini adalah : gajah, badak Jawa, badak Sumatra, banteng, beruang, kancil, kukang, pesut, orang utan, macan tutul, dan burung beo.
Gajah Sumatra
Gajah Sumatra
2. Fauna peralihan
Fauna tipe peralihan berada di bagian tengah Indonesia. Wilayah bagian tengah Indonesia meliputi Sulawesi, NTB, NTT, Maluku Tengah, dan Maluku Tenggara. Contoh hewan di wilayah ini adalah : anoa, komodo, kerbau liar, kuda liar, burung nuri, biawak, dan burung maleo.

3. Fauna Australia
Fauna tipe Australia berada di wilayah bagian timur Indonesia. Wilayah bagian timur Indonesia meliputi Maluku Utara dan Papua. Contoh hewan yang hidup di wilayah ini adalah : kuskus, rusa, buaya, kanguru, cendrawasih, burung kakatua, dan ikan payang.


Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai tipe-tipe fauna yang dirangkum pada artikel Tipe fauna Asia, fauna peralihan dan fauna Australia. semoga menjadikan tambahan wawasan kita sebagai bangsa Indonesia.
Read more ...

Flora yang tumbuh di Indonesia

Flora yang tumbuh di Indonesia dipengaruhi oleh iklim, letak ketinggian tempat, serta kesuburan tanah. Indonesia beriklim tropis dan panas. Rata-rata curah hujan di Indonesia cukup tinggi. Ketinggian wilayah daratan di Indonesia cukup beragam, mulai dari dataran rendah di daerah pantai hingga dataran tinggi di daerah pegunungan.

Berdasarkan letak ketinggian, jenis flora atau tanaman yang ada di Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Tanaman yang tumbuh di bawah ketinggian 700 meter di atas permukaan air laut. Suhu udara cukup panas. Jenis tanaman yang biasa tumbuh dengan baik adalah padi, jagung, dan berbagai jenis tanaman palawija.

2. Tanaman yang tumbuh pada ketinggian 700 - 1.500 meter di atas permukaan air laut. Suhu udara cukup sejuk. Jenis tanaman yang biasa tumbuh dengan baik adalah teh, kopi, kina, dan sayur-mayur.

3. Tanaman yang tumbuh pada ketinggian 1.500 - 2500 meter di atas permukaan air laut. Suhu udara cukup dingin. Jenis tanaman yang biasa tumbuh dengan baik adalah cemara dan mahoni.

4. Tanaman yang tumbuh di atas ketinggian 2.500 meter di atas permukaan air laut. Suhu udara sangat dingin. Jenis tanaman yang biasa tumbuh adalah semak-semak dan lumut.

Berdasarkan jenisnya flora di Indonesia dapat dibedakan menjadi hutan bakau, hutan rawa, hutan musim, hutan hujan tropis, dan sabara.

Hutan Bakau
Hutan Bakau
Hutan bakau disebut juga hutan mengrove. Hutan bakau biasa tumbuh di daerah pantai yang landai. Hutan bakau merupakan tempat hidup berbagai jenis ikan dan udang. Di Indonesia hutan bakau terdapat di pesisir pantai Pulau Papua, pesisir Kalimantan, dan di beberapa pesisir pantai timur di Pulau Sumatra.

Hutan rawa banyak terdapat di daerah rawa yaitu di pantai timur Sumatra, pantai Kalimantan Barat, dan di pantai Kalimantan Tengah. Jenis tanaman yang tumbuh berupa beluntas, pandan, dan ketapang.

Hutan musim adalah hutan yang pada musim hujan biasanya tumbuh subur, sedangkan pada musim kemarau daunnya meranggas. Contoh hutan musim adalah hutan jati. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan kepulauan Nusa Tenggara.

Hutan hujan tropis adalah hutan yang terdapat di daerah tropis dan memiliki curah hujan yang tinggi. Hutan hujan tropis sangat lebat dengan berbagai macam tumbuhan. Hutan jenis ini banyak terdapat di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Papua.

Sabana adalah padang rumput yang sangat luas dengan diselingi tumbuhan semak belukar. Sabana yang ada di Indonesia terdapat di Jawa Timur dan Kepulauan Nusa Tenggara.

Baca juga : Tipe fauna Asia, fauna peralihan dan fauna Australia

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai Flora yang tumbuh di Indonesia, semoga menjadikan tambahan wawasan kita bersama.
Read more ...

Wilayah perairan di Indonesia meliputi sungai, danau, laut dan teluk

Setelah sebelumnya kita membahas tentang wilayah daratan Indonesia, selanjutnya kita akan membahas tentang wilayah perairan yang ada di Indonesia. Perairan merupakan bagian dari permukaan bumi yang menempati wilayah yang luas dan digenangi oleh air. Wilayah perairan terdiri atas laut, samudra, sungai, danau, rawa, selat, dan teluk.

1. Sungai
Sungai adalah aliran air yang besar yang berada di wilayah daratan. Di Indonesia banyak terdapat sungai. Sungai terpanjang di Indonesia adalah Sungai Kapuas Besar yang berada di Kalimantan Barat yang panjangnya mencapai 1.010 km. Sungai yang cukup panjang lainnya adalah Sungai Memberamo dengan panjang 670 km, terletak di Pulau Papua, dan Sungai Batanghari sepanjang 673 km terletak di Jambi.
Sungai Kapuas di Kalimantan Barat
Sungai Kapuas di Kalimantan Barat
2. Danau
Danau merupakan genangan air yang sangat luas yang dikelilingi oleh daratan. Danau terdiri atas danau alam dan danau buatan. Danau alam adalah danau yang terjadi secara alamiah, biasanya terjadi karena perubahan alam. Misalnya : Danau Toba di Sumatra utara yang merupakan danau terluas di Indonesia dengan luas kurang lebih 1.773 km persegi. Danau besar lainnya adalah Danau Limboto di Sulawesi Utara, Danau Towuti, di Sulawesi Selatan, dan danau Maninjau di Sumatra Barat.

Danau Toba di Sumatra utara
Danau Toba di Sumatra utara
Sedangkan danau buatan disebut juga waduk. Misalnya : Waduk Karangkates di Jawa Timur, Waduk Jatiluhur di Jawa Barat, Waduk Asahan di Sumatra Utara, Waduk Gajahmungkur di Wonogiri Jawa Tengah dan lain-lain.

3. Laut
Laut merupakan kumpulan air asin yang menggenangi sebagian besar permukaan bumi dan memisahkan daratan menjadi beberapa pulau dan benua. Di Indonesia banyak terdapat laut yang memisahkan pulau besar dan kecil. Contohnya Laut Jawa, Laut Arafuru, Laut Banda dan lain-lain.

4. Teluk
Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke daratan. Teluk merupakan laut yang pantainya melengkung hampir mengitari perairan laut. Beberapa teluk di Indonesia adalah Teluk Lampung yang ramai oleh kapal laut yang akan berlabuh, Teluk Balikpapan, Teluk Bone, teluk Cendrawasih, Teluk Tomini dan lain-lain.
Read more ...

Daratan Indonesia terbentuk dari dataran tinggi, dataran rendah dan pantai

Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi oleh air dan berbentuk padat. Luas wilayah daratan kepulauan Indonesia sepertiga dari seluruh luas wilayah Indonesia. Dua pertiga wilayah Indonesia lainnya berupa lautan. Wilayah daratan tidaklah rata, ada pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, lembah, gunung, dan pantai.

1. Pegunungan
Pegunungan merupakan rangkaian gunung yang sambung-menyambung satu sama lain serta memiliki ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan air laut. Pegunungan tertinggi di Indonesia adalah Pegunungan Jayawijaya yang memiliki ketinggian 4.862 meter di atas permukaan air laut. Puncak gunung tertinggi di Indonesia adalah Puncak Jaya di Pegunungan Jayawijaya yang selalu diselimuti salju.

Puncak Gunung Jayawijaya di Papua
Puncak Gunung Jayawijaya di Papua
Pegunungan yang ada di Pulau Sumatra adalah Bukit Barisan. Di Pegunungan Bukit Barisan terdapat Gunung Kerinci yang ketinggiannya mencapai 3.805 meter di atas permukaan air laut.

Di Pulau Jawa terdapat Pegunungan Serayu, Pegunungan Dieng, dan Pegunungan Tengger. Di Pegunungan Tengger terdapat Gunung Bromo yang tingginya mencapai 2.392 meter di atas permukaan air laut.

Di Pulau Kalimantan terdapat Pegunungan Kapuas dan Pegunungan Iban. Kedua pegunungan tersebut menjadi pembatas wilayah Indonesia dan Malaysia.

Di Pulau Sulawesi terdapat Pegunungan Beludewa (Sulawesi Utara dan Gorontalo), Pegunungan Verbeek (di perbatasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan), dan Pegunungan Mekongga (Sulawesi Tenggara).

2. Dataran Tinggi
Daratan yang terletak pada ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan air laut termasuk dataran tinggi. Contoh dataran tinggi adalah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah, Dataran Tinggi Priangan di Jawa Barat, Dataran Tinggi Brastagi di Sumatra utara, dan Dataran Tinggi Kerinci di Sumatra Barat.

Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo Jawa Tengah
Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo Jawa Tengah
Dataran tinggi biasanya dimanfaatkan untuk tempat peristirahatan, rekreasi, perkebunan teh, kopi, pinus, kina, apel, dan buah-buahan yang lain, serta sayuran.

3. Dataran Rendah
Daerah yang memiliki ketinggian sampai 500 meter di atas permukaan air laut biasa disebut dataran rendah. Dataran rendah yang sangat luas terdapat di pantai timur Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan bagian selatan, tenggara, dan bagian barat, serta Papua bagian selatan. Dataran rendah yang sempit terdapat di pantai utara dan selatan Pulau Jawa.

4. Pantai
Pantai adalah wilayah perbatasan antara daratan dan lautan/perairan. Pantai bisa berbentuk landai atau curam. Pantai landai umumnya terdapat di Pantai utara Pulau Jawa, seperti Ancol di Jakarta Utara. Sedangkan pantai curam banyak terdapat di selatan Pulau Jawa, seperti Pantai Pacitan di Jawa Timur. Silahkan baca juga : Wilayah perairan di Indonesia meliputi sungai, danau, laut dan teluk
Read more ...

Sunday, February 22, 2015

Tokoh sejarah Kerajaan Gowa-Tallo

Kerajaan Gowa dan Tallo merupakan kerajaan kembar yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan. Kedua kerajaan ini letaknya berdekatan. Beberapa raja atau Sultan yang pernah berkuasa pada masa kerajaan Gowa dan Tallo adalah sebagai berikut :

1. Karaeng Matoaya
Karaeng Matoaya merupakan raja Tallo yang merangkap sebagai mangkubumi Kerajaan Gowa, dan bergelar Sultan Abdullah dengan julukan Awalul Islam.

2. Sultan Alaudin
Sultan Alaudin merupakan raja Gowa yang memiliki nama asli Daeng Manrabia.

Raja Gowa dan Tallo disebut Penguasa Dwitunggal. Mereka dengan gigih memimpin kerajaan.

3. Sultan Muhammad Said
Sultan Muhammad Said merupakan pengganti Sultan Alaudin. Ia meneruskan perjuangan ayahnya dan terus berjuang melawan Belanda. Ia wafat pada tahun 1653.

4. Sultan Hasanuddin 
Sultan Hasanuddin adalah putra Sultan Muhammad Said yang memerintah dari tahun 1653 sampai 1669.

5. I Mappasomba
I Mappasomba adalah pengganti Sultan Hasanuddin. Ketika menjadi raja, ia masih berusia 13 tahun. Ia bergelar Sultan Amir Hamzah. Beliau wafat pada tanggal 7 Mei 1674. Penggantinya adalah Sultan Ali. Namun, kerajaan pada masa ini sudah tidak berkembang lagi.

Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Gowa-Tallo adalah Sultan Hasanuddin. Ia merupakan raja yang sangat gigih dalam melawan penjajah. Dia tidak mau diajak kerja sama dengan penjajah. Beberapa bentuk perlawanan Sultan Hasanuddin terhadap Belanda bisa anda baca pada artikel sejarah Perlawanan Sultan Hasanuddin terhadap voc di Makassar

Demikian tokoh sejarah Kerajaan Gowa-Tallo, semoga menjadi catatan sejarah nusantara.
Read more ...

Tokoh sejarah Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Kepulauan Maluku Utara. Beberapa raja atau sultan yang pernah berkuasa pada masa Kerajaan ini adalah sebagai berikut :

1. Sultan Zainal Abidin
Sultan Zainal Abidin merupakan pendiri Kerajaan Ternate pada abad ke-13 Masehi. Ia memerintah dari tahun 1486 sampai 1500.

2. Sultan Nuku
Sultan Nuku merupakan pendiri Kerajaan Tidore pada abad ke-15 Masehi. Pada abad ke-15 rakyat Ternate dan Tidore telah memeluk agama Islam.

3. Sultan Bayansirullah
Sultan Bayansirullah merupakan pengganti Sultan Zainal Abidin. Ia terkenal dengan sebutan Abu Hayat. Ia memerintah dari tahun 1500 sampai 1522.

4. Sultan Hairun
Sultan Hairun merupakan raja Ternate yang memerintah dari tahun 1536 sampai 1570. Sultan Hairun menjadi semakin geram dan marah melihat keangkuhan penjajah. Sultan Hairun bertempur melawan Portugis dan akhirnya gugur dalam pertempuran tersebut. Baca selengkapnya di artikel : Perlawanan ternate terhadap portugis

5. Sultan Baabullah
Sultan Baabullah merupakan pengganti Sultan Hairun yang memerintah dari tahun 1570 sampai 1583. Pada masa ini Kerajaan Ternate mencapai puncak masa kejayaan. Sultan Baabullah terkenal sebagai raja 27 pulau. Selengkapnya bisa di baca pada artikel : Puncak kejayaan kerajaan Ternate

Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Ternate-Tidore adalah Sultan Baabullah dan Sultan Nuku. Sultan Baabullah berhasil memajukan Kerajaan Ternate. Bukti keberhasilannya antara lain sebagai berikut :
a. Berhasil merebut benteng Portugis dan mengusirnya dari Ternate pada tanggal 18 Desember 1577.
b. Kerajaan Ternate memperluas wilayah sampai ke Mindanau (bagian utara), Bima (bagian selatan), Papua (bagian timur), dan Makassar (bagian barat).

Pada masa Sultan Nuku, Kerajaan Tidore mampu memperluas wilayah hingga ke Halmahera, Seram, dan Papua. Pada abad ke-15 rakyat Ternate-Tidore telah memeluk agama Islam. Baca juga artikel Kerajaan Ternate dan Tidore

Semoga menjadi tambahan catatan sejarah nusantara.
Read more ...

Raja raja yang pernah menguasai Kerajaan Banten

Kerajaan Banten terletak di Provinsi Banten yang berada di ujung barat pulau Jawa. Lalu siapa sajakah raja-raja yang pernah berkuasa di Banten? Dari hasil penelusuran sumber sejarah Banten, admin menemukan berbagai versi raja-raja yang pernah berkuasa di Banten. Mengapa berbeda-beda pendapat mengenai jumlah raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Banten?

Sejarah merupakan peninggalan masa lalu yang kesemuanya hanya perkiraan berdasarkan penelitian dan berbagai sumber sejarah seperti buku, benda peninggalan sejarah, prasasti dan berbagai hal yang mendukung. Penulis sendiri tidak ingin membenarkan satu dan menyalahkan yang lainnya. Karena kami hanya bermaksud memberikan sedikit pengetahuan sejarah bahwa negeri ini dari zaman dahulu telah memiliki berbagai kerajaan yang kaya akan budaya.

7 raja yang pernah berkuasa di Banten

Di sini admin akan share hanya 7 raja saja yang pernah berkuasa di Kerajaan Banten beserta sedikit kisahnya. Mohon maaf jika ada yang kurang. Penulis akan sangat senang jika ada rekan yang mungkin mengetahui lebih jelas tentang raja-raja di Banten.

1. Fatahilah
Fatahilah merupakan seorang musafir Cina yang sebelumnya bernama Faletehan. Dia memperdalam ajaran agama Islam di Kerajaan Demak. Pada mulanya daerah Banten dikuasai oleh Fatahillah, kemudian pindah ke Cirebon karena putra penguasa Cirebon yaitu Pangeran Pasarean wafat.

Kerajaan Banten diserahkan kepada putra Fatahillah yang lain, yaitu Sultan Hasanudin. Fatahillah tetap menekuni agama Islam dan mengundurkan diri ke Gunung Jati. Ia menjadi penyiar agama Islam dan bergelar Sunan. Fatahillah wafat kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Bagaimana kiprahnya baca selengkapnya di artikel Kisah Faletehan, Sang Sunan Gunungjati

2. Sultan Hasanudin
Sultan Hasanudin adalah raja pertama di Kerajaan Banten. Perjuangannya sangat gigih. Pada tahun 1568 Sultan Hasanudin mampu melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Demak. Pada saat itu di Demak terjadi perebutan kekuasaan setelah Sultan Trenggono wafat. Wilayah kekuasaan Kerajaan Banten hingga ke Lampung. Banten menjadi pusat penjualan dan perdagangan lada. Pada tahun 1570 Sultan Hasanudin wafat.

3. Syeh Maulana Yusuf
Ia merupakan putra Sultan Hasanudin. Ketika menjadi raja dikenal dengan sebutan Panembahan Yusuf.

4. Maulana Muhammad
Maulana Muhammad merupakan pengganti Panembahan Yusuf. Ia menjadi raja dengan gelar Kanjeng Ratu Banten. Maulana Muhammad memperluas kerajaan Banten dengan menyerang Palembang. Dalam sejarah diceritakan penyerangan ke Palembang dipimpin oleh Ki Gede Ing Suro. Ki Gede Ing Suro adalah seorang penyiar agama Islam yang berasal dari keturunan orang Surabaya yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar keislaman di Palembang. Dalam pertempuran tersebut Sultan Banten gugur.

5. Abdulmufakhir
Abdulmufakhir merupakan pengganti Maulana Muhammad yang telah gugur. Namun, karena usianya masih muda belia maka ia didampingi oleh Pangeran Ranamenggala sebagai mangkubumi. Pangeran Ranamenggala mengendalikan pemerintahan dari tahun 1608 sampai 1624.

Selama pemerintahan raja tersebut Kerajaan Banten menjadi pusat perdagangan lada dan cengkih. Cournelis de Houtman seorang pedagang Belanda berkunjung ke Banten tanggal 22 Juni 1596. Selengkapnya silahkan baca di artikel sejarah Belanda pertama kali tiba di Banten tahun 1596

6. Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja Banten yang memerintah dari tahun 1651 sampai 1692. Pada masa ini Banten semakin maju. Hasil pertanian melimpah. Penyiaran agama Islam semakin pesat dengan ditunjang oleh ulama besar seperti Syekh Yusuf dari Sulawesi.

Kerajaan Banten menjalin hubungan baik dengan negara luar negeri, seperti Turki dan Moghul. Meskipun demikian, Sultan Ageng Tirtayasa tidak bersedia bekerja sama dengan belanda.

7. Sultan Abdulnasar Abdul-Kahar
Sultan Abdulnasar Abdul-Kahar merupakan raja pengganti Sultan Ageng Tirtayasa. Sikap kerajaan ini masih tetap tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Namun, kekuasaan Belanda semakin kuat di Banten. Akibatnya, kerajaan Banten menjadi runtuh. Peninggalan Kerajaan Banten antara lain adalah Masjid Agung Banten dan sebuah meriam "Ki Amuk". Baca perlawanan kerajaan ini selengkapnya di artikel Perlawanan kerajaan Banten terhadap VOC

Tokoh sejarah yang terkenal pada masa pemerintahan Kerajaan Banten adalah Fatahillah dan Panembahan Yusuf. Fatahillah memimpin Banten sampai tahun 1522. Jasa fatahillah dalam merintis Kesultanan Banten sangat besar. Ia berhasil mengusir pasukan Portugis dari Sunda Kelapa hingga terdesak dan meninggalkan Sunda Kelapa.

Penembahan Yusuf dikenal sebagai Maulana Yusuf. Ia memerintah Banten selama 10 tahun, dari tahun 1570 sampai 1580. Tahun 1579 ia menyerang Kerajaan Pajajaran. Pada masa pemerintahannya Banten mengalami kemajuan.

Itulah sekilas tentang tujuh raja yang pernah memerintah Banten dengan sekilas kisahnya. Semoga menjadi catatan sejarah yang bermanfaat bagi sejarah nasional nusantara.
Read more ...

Saturday, February 21, 2015

A King and the Crusades

A King and the Crusades. In 1095, pilgrims returning from the Holy Land had brought back alarming tales. Palestine had been overrun by the Turks. It was impossible to reach Jerusalem, and the Moslem invaders were carrying out fearful cruelties. The Pope in Rome asked the European kings to mount a crusade.

Spurred  on by a French monk named Peter the Hermit, the armies set off for the eastern Mediterranean. In 1099, after fierce fighting, they won back Jerusalem, which was turned into an independent Christian city-state. The pilgrims could return in safety.

Nearly a century went by, In 1187, the Sultan of Egypt - a firebrand named Saladin - marched on the Holy City with his Saracens and retook it. Again, the Pope appealed for a crusade. Among those who agreed to take part was Henry II's son, King Ricard I - otherwise knows as Richard Coeur de Lion (Richard the Lion Heart) for his courage in battle.

This was just the kind of thing Richard enjoyed. He had little interest in the responsibilities of government. He preferred to spend his time jousting in tournaments, or else fighting on the field of battle. He had come to the throne on Henry's death in 1189. During his reign of ten years, he spent only a few months in England.

In 1190, Richard I set out for Palestine. On the way, he captured Cyprus. In the following year, he joined ip with the French and Austrian forces, and laid siege to the port of Acre. The garrison surrended. The next target should have been Jerusalem.

But after the fall of Acre, the Crusaders quarrelled. Richard insulted Duke Leopold of Austria, and then almost came to to blows with the French King, Philip Augustus. Leopold and Philip returned in a huff to Europe. Richard was now on his own.

His troops marched through rain and mud to the Holy City. When they arrived, they found that Saladin had strengthened the fortifications and reinforced his army. A siege like that at Acre would have been useless. But even though there was little threat, Saladin agreed to have talks with Richard. As it happened, the two men got on very well together. Saladin agreed that pilgrims might have safe conduct to the Holy Citry - though he refused to give of it up.

In 1192, Richard began his long journey back to England. On the way, he was captured by the now hostile Duke Leopold. Leopold shut him up in the castle at Durnstein in Austria and demanded a ransom of £100,000.

Before departing for the crusade, Richard had put his brother John in charge of Ireland and six English counties. Instead of trying to raise the money for the king's ransom, John offered to give land to the King of France. In return, the French sovereign should agree to John's taking over the English throne. The deal misfired. The money was found, and Richard was set free.

But even after this adventure, Richard was not content to stay in England for long. There was always somebody to be fought - this time, the King of France. Like his father, Henry II, Richard was always on the move. He was killed by a well-aimed arrow while besieging the castle at the French town of Chalus in 1199. See also previous article : Law and Order issued by William or Next article : The Baron's Revolt
Read more ...

Thursday, February 19, 2015

Law and Order issued by William

Law and Order issued by William. William I was succeeded by his red-haired son, William Rufus. He levied high taxes from the barons; helped himself to money that belonged to the monasteries. Nobody liked him; most people hated him; and everybody was delighted when he was killed in 1100 while hunting in the New Forest.

His death was supposed to be the result of an arrow accidentally let off in his direction by Sir Walter Tyrell. But was it really a mistake? There were many who believed that Sir Walter had done England an excellent service.

William Rufus was suceeded by his younger brother, Henry I (1100-35). Henry had only one legitimate son, and he was drowned in the Channel. Consequently, his daughter, Matilda, became his heir.

England had never been ruled by a queen, and the barons were not too keen on the idea. They invited her cousin, Stephen, to take over the throne. But Matilda, not unreasonably, objected.

While Stephen and she fought for the crown, centralized government - the safeguard of law and order - came close to breaking down. The barons, especially, exploited the lack of royal supervision. They plundered their peasants' land; violently settled personal feuds; and built more clastles.

By the time of Stephen's death, the country needed a strong and wise ruler to pull it together. Fortunately Matilda's son Henry II - who succeded Stephen in 1154 - was just the man.

Henry had already inherited the French provinces of anjou, Normandy and Maine from his father. Later, he married the divorced wife of the French king, Eleanor, who presented him with the duchy of Aquitaine. These possessions on the Continent became known as the Angevin Empire. But Henry is better known as the first Plantagenet, king - after Planta Genista, the Latin name for the sprig of bloom he made his emblem.

The new monarch was short, sturdy, and inclined to put on weight. When he flew into a rage, which was often, his eyes became blood-shot. But he was extremely intelligent and had enormous energy. Even when he was in church, he wrote and dictated. Life at court became spartan. As for the courtriers, those less energetic than the king were almost perpetually tired.

But Henry brought back law and order to England. He introduced a system of travelling judges. He detested the ordeal method of determining guilt, and empowered juries to give verdicts in criminal cases. He disliked the death penalty; even a murderer was punished either by the loss of a hand, or else by imprisonment and a fine.

Since he was always on the move, government departements were established to manage his affairs. The most important was the Exchequer. It was set up in the city of Westminster - which, therefore, became the capital.

Henry's chief adviser was a man named Thomas Becker. He made Becket Chancellor and gave him great wealth and power. In 1162, he appointed him Archbishop of Canterbury. The church had always had its own courts for the trial of offending clergyment.

Henry thought they were being too lenient; he expected Becker to control them. But Becker refused. The King and Archbishop quarrelled. Henry became even more angry when, one day just before Christmas, 1170, he heard that Becket had dismissed some English Bishops. In a fit of rage, he exclaimed, 'Whill no one rid me of this turbulent priest?'

Four knights slipped away to do what they imagined to be their sovereign's bidding. Henry tried to recall them, but it was too late. They murdered backed on the altar steps at Canterbury.

Three years later, Becket was made a saint. In 1174, Henry - still feeling a deep sense of guilt - ordered the monks to flog him as he walked through the streets of Canterbury. Read the next article : A King and the Crusades
Read more ...

The Domesday Book

The Domesday Book. Twenty years after he had conquered England, William decided he needed a complete list of his possesions on this side of the Channel. It was to be a detailed account of the royal estates and those of his tenants-in-chief.

Since nearly all the country was involved, the result was rather like a present day census, though much more elaborate. It included facts about the population, the divisions of land, the houses, and so on.

But William wanted to see what changes had occured during his reign. Consequently, the investigator had to find out about the past as well as the present.

The result of this very complicated work was called the Domesday Book. All the evidence was given on oath; all the information was checked to make sure it was accurate.

The Domesday BookThe questioning was so thorough, that somebody said it was like Judgement Day (or Doomasdaya; it used to be spelt Domesday).

Among the uses of the Domesday Book were those of suggesting opportunities of raising more taxes, and of estimating the country's military strength.

The latter was important. William was continually worried about the possibility of an invasion by the Danes. Read the next article : Law and Order issued by William
Read more ...

Tuesday, February 17, 2015

A Plan for Britain

History of Britain, A Plan for Britain. On Christmas Day 1066, Duke William of Normandy was crowned King of England in Westminster Abbey. A few hours of bitter fighting near Hastings had given him a new kingdom. They had not, however, rewarded him with the devotion and obedience of his new subjects. The Saxons had been overpowered and they were angry. Given the smallest opportunity, they would rise up and attempt to win back the land.

For his part, William was not content with England alone. There was Scotland to the north and Wales to the west. He wanted them as well.

To govern his new realm, William allotted large estates to the two hundred barons who had come with him for NOrmandy. But he was crafty. To prevent them from banding together against him, he scattered their estates all over the country. Nor did he give them land. He leased it to them in return for certain services. They had to raise troops when he needed them. They had to come to court whenever he bad them. If he had a problem, they had to advise him.

This was to so-called feudal system. Each baron ruled his little empire (or manor as it was called). He kept as much of the land as he needed for himself, and distributed the rest to his knights. In return, they recruited the men and arms to meet the king's requirements.

The knights broke up their slices of land into even smaller units, which they leased to serfs. In return for scraps of soil, these men had to supply their masters with free labour; to serve as soldiers when ordered; to pledge their loyalty and obedience.

A serf could not even marry his daughter to a man in another manor without first getting his master's permission.

Life for the knights and barons was good in Norman England. For others, especially the Saxons, it was atrocious. Suppose, for example, a Noeman was murdered. If the killer was not caught, the citizens of the town where the crime occurred were fined. But if the victim turned out to be Saxon, no penelaty was demanded.

The Saxons were taxed, tormented and treated as second class citizens. Inevitably, there were minor rebellions - and, just as inevitably, they were brutally put down.

But Scotland and Wales had yet to be conquered. In 1072, William marched his armies north on a brilliant campaign. When they reached the river Tay. they found ships of the fleet waiting for them. Malcolm, the Scottish king, surrendered. He declared himself William's man. He even handed over his eldest son, Duncan, as hostage.

Seven years later, Malcolm seems to have forgotten his promise. He marched his troops south - burning and pillaging - and reached the Tyne before being turned back. In 1093, on another expedition into England, he was killed. His Queen died of a broken heart. Duncan, the son who had been surrendered all those years ago, was allowed to return to Scotland as king. In view of his father's conduct, Duncan was lucky to be alive.

The invasion of Wales was more gradual. The Norman earls and their forces advanced slowly up the Wye valley, and from bases at Shrewsbury and Chester. Gradually, bit by bit, they nibbled away - until the Welsh were driven into the hills.

As in England, the Normans built castles wherever they went. Towns such as Cardiff, Swansea and Newport grew from communities at the foot of the castle walls.

A Plan for Britain
One of the last Saxons to hold out against William was Hereward the Wake - so named from his connection with the Wake family in Lincolnshire. He operated in the vicinity of the Isle of Ely, where the marshes made it dificult for the Normans to manoeuvre large forces. Sometimes, he took shelter in the island's monastery.

During one foray, when his men were surrounded, Hereward escaped. Later, however, he was captured. But by this time, William had become so impressed by his courage, that he granted his a pardon.

By the time William died in 1087, the conquest was complete. They only part of the British Isles that had not submitted to the Normans was Ireland. Wisely, no doubt, the Conqueror never tried to send troops across the Irish Sea.

All the land belonged to William I. It was estimated that he kept one-quarter of it for his own use; leased two-fifths of it to the barons; and gave the remainder to the Chruch. Inj spite of his ruthlessness, William was a devout Christian. He provided large sums for the building of churches and cathedrals. His bishops had considerable power - acting, in many ways, like barons.

None the less, in church matters, as in everything else, he was in complete control. No bishop was allowed to visit Rome without his permission, nor, indeed, to write to the Pope. If the Pope sent any instructions to his elergy in England, they could not be carried out without William's permission.

Cancerning the lands he kept for his own use, William took a particular interest in the forests. They were admirable for hunting, and the New Forest in Hampshire was declared a royal game reserve. Everything within it belonged to the king. It was much an offence to gather wood for the fire as it was to poach deer. The penalty for either might be the chopping off of a hand. Read the next article : The Domesday Book
Read more ...