Rawa merupakan daerah yang sukar diolah untuk dijadikan daerah pertanian. Namun tidak semua rawa demikian. Dapat dibedakan dua jenis rawa, yaitu rawa yang airnya tergenang, dalam arti tidak mengalami pergantian air, atau dengan kata lain air rawa itu tidak mengalir, dan rawa yang mengalami pergantian air.
Yang pertama itulah yang airnya asam, berwarna merah, tak dapat dijadikan air minum dan begitu buruk sehingga tak ada organisme yang dapat hidup di rawa seperti itu, cacing tanahpun tak hidup di sana. Rawa jenis inilah yang sukar dimanfaatkan.
Untung sekali masih banyak jenis rawa kedua, yaitu rawa yang dipengaruhi aliran air, karena letaknya dekat sungai atau karena letaknya demikian rupa sehingga rawa tersebut mendapat pengaruh pasang surut air sungai. Pada waktu pasang, air sungai masuk ke dalam rawa, dan pada waktu surut, air keluar lagi.
Dengan demikian air segar selalu datang menormalkan air yang telah mengalami pengasaman. Jenis rawa yang kedua inilah yang mudah dijadikan sawah pasang surut.
Salah satu indikasi rawa dapat dijadikan tempat bertanam tanaman ialah tumbuhan rumbia. Penduduk yang bermukim di daerah rawa menyesuaikan cara hidupnya dengan membuat rumah terapung atau rumah bertiang tinggi, menggunakan sarana lalu lintas perahu. Bukan hanya untuk lalu lintas saja, bahkan kegiatan perdagangan, dan pasarnya pun di atas perahu.
Untuk mendapatkan air bersih, satu-satunya sumber ialah hujan. Makin teratur datangnya hujan makin besar karunia Tuhan bagi kehidupan mereka. Kemarau panjang merupakan malapetaka besar.
Daerah penyebaran rawa di Indonesia, terutama di sepanjang pantai Timur Sumatra, pantai Kalimantan Barat, Tengah dan Selatan, dan pantai utara dan selatan Irian Jaya. Di dataran pantai yang tidak terlalu luas terdapat pula rawa-rawa, seperti di pantai Barat Sumatra, pantai utara Jawa, pantai Sulawesi Utara dan Selatan.
Telah banyak rawa-rawa yang diusahakan untuk dijadikan daerah pertanian dengan membuat saluran-saluran untuk memasukkan air di sungai dan kemudian mengeluarkan air rawa itu pada waktu surut.
Daerah rawa-rawa yang airnya dalam dan ditumbuhi pohon kayu tinggi, membantu melancarkan eksploitasi hasil hutan. Kayu yang ditebang langsung terapung digenangi air, dan dengan demikian kayu tinggal diikat untuk ditarik dengan perahu motor atau ditarik dengan menggunakan tali yang panjang ke tanah yang kering.
No comments:
Post a Comment