Kronologi terbentuknya sungai dan jenisnya. Dari sebuah mata air, air mengalir mencari bagian permukaan bumi yang lebih rendah. Mula-mula aliran tersebut kecil saja. Di tengah perjalanan aliran itu bertemu dengan aliran lain dari mata air yang lain pula. Lama-lama aliran tersebut menjadi besar. Demikianlah sungai terbentuk.
Sebuah sungai besar beserta anak-anak sungainya membentuk satu daerah aliran sungai (DAS), misalnya DAS Asahan, DAS Citarum, DAS Mahakam dan DAS Sadang. Beberapa DAS yang berbatasan dipisahkan garis yang disebut batas aliran yang biasanya terjadi dari punggungan atau deretan puncak gunung atau bukit yang berhubungan atau pegunungan.
Penampang lintang sebuah sungai memperlihatkan palung yang berbentuk V, yaitu bentuk palung hasil erosi air, berbeda dengan palung gletsyer yang berbentuk U sebagai hasil erosi es (glasial).
3 bagian profil sungai
Dari hulu sampai ke muaranya, profil memanjang sebuah sungai dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Bagian hulu
Bagian hulu terletak di daerah yang relatif tinggi, sehingga erosi vertikal (ke bawah) tampak sangat kuat. Akibatnya palung V pada bagian ini bertepi cembung. Di daerah ini hampir tak terjadi endapan. Seringkali bagian ini bertambah panjang ke arah hulu, karena terjadi erosi mudik pada mata air.
2. Bagian tengah
Daerah aliran sungai bagian tengah relatif lebih landai dibandingkan dengan bagian hulu, sehingga di samping erosi vertikal, berlangsung pula erosi horisontal. Dengan demikian, palungnya tampak lebih lebar, tidak lagi cembung, melainkan palung lurus atau palung cekung yang curam.
Jika erosi horisontal lebih kuat, maka pada bagian ini akan terjadi kelokan-kelokan sampai membentuk meander, dengan bentuk palung V yang landai, tidak simetris dan timbunan endapan di kelokan bagian-bagian dalam.
3. Bagian hilir
Bagian ini sudah mendekati permukaan air laut, sehingga alirannya relatif lambat, erosi vertikal tak ada lagi, erosi horisontal sangat berperan dan proses pengendapan sangat kuat. Sungai sangat berkelok-kelok, meander benyak terbentuk dan banyak pula meander yang terpotong sehingga membentuk kalimati (oxbow lake).
Dekat ke muara seringkali terjadi peliaran aliran, sehingga aliran sungai tampak berpindah-pindah, kadang-kadang muncul pulau endapan di tengah palung sungai yang telah melebar. Di muaranya terbentuk endapan yang dinamakan delta, jika pantai itu stasioner, tetapi jika pantai itu bergerak menurun maka akan terbentuk muara sungai corong (estuarium)
Penampang lintang sungai Palung V A. Palung cembung B. Palung lurus C. Palung cekung D. Palung bagian hilir |
Terjadinya kelokan sungai, meander dan pemenggalan meander atau kalimati |
Macam-macam delta |
Pembedaan air terjun
Di bagian yang tinggi, aliran sungai seringkali sangat curam, sehingga terjadi air terjun (jeram) dan riam. Di sebuah air terjun terjadi pula erosi mudik, sehingga air terjun berangsur-angsur bergeser ke arah hulu. Melihat ketinggian terjun air dan besarnya aliran air yang terjun, dibedakan macam-macam air terjun, seperti :
- Air terjun Katarak, jika tinggi terjadinya relatif kecil dan besar aliran relatif besar.
- Air terjun Embun, jika tinggi terjunnya sangat besar dan besar alirannya relatif kecil.
- Air terjun Kaskada, yaitu air terjun yang bertingkat-tingkat seperti tangga.
Di bagian aliran sungai yang terbendung, secara almi, misalnya karena aliran lahar atau karena tektonisme, maupun dibendung oleh manusia, akan terbentuk danau sampai air mencapai bagian terendah dari tanggul yang menghambat alirannya tersebut. Jika permukaan air dapat melampaui bagian tersebut, aliran sungai itu diteruskan lagi sampai mencapai muaranya yang terakhir, yaitu laut.
3 macam sungai berdasarkan sumber air
Berdasarkan sumber air yang membentuk sungai, sungai dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a. Sungai hujan
Yaitu jika sungai tersebut berhulu pada mata air yang berasal dari resapan air hujan. Selama bagian hulu sungai itu berhutan lebat, aliran sungai itu tidak terlalu banyak dipengaruhi musim. Namun, jika hutannya telah rusak diganggu manusia, maka alirannya akan sangat berbeda pada musim hujan dan pada musim kemarau.
Tidak jarang sebuah sungai kering sama sekali pada musim kemarau, karena mata airnya mati. Hampir smua sungai di Indonesia termasuk jenis sungai hujan dengan derajat perbedaan besar aliran yang berbeda pula.
b. Sungai gletsyer
Yaitu sungai yang airnya berasal dari cairan gletssyer. Sungai gletsyer di Indoensia hanya terdapat di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya. Misalnya bagian hulu sungai Memberamo. Aliran sungai gletsyer relatif stabil. Perbedaan aliran sungai gletsyer terasa di daerah yang memiliki musim panas (summer) dan winter (dingin).
c. Sungai campuran
Yaitu sungai gletsyer yang alirannya telah mendapat campuran dari air hujan. Bagian hilir sungai Memberamo merupakan sungai campuran. Di negara lain, bagian hulu Sngai Gangga, Indus dan Rhein misalnya merupakan sungai gletsyer dan bagian hilirnya merupakan sungai campuran.
Sungai campuran memiliki sifat gabungan sungai hujan dan sungai gletsyer, dipengaruhi musim hujan dan kemarau, tetapi tak pernah kering.
Pola aliran sungai
Jika dilihat daerah aliran sebuah sungai secara keseluruhan, akan tampak pola aliran tertentu. Ada beberapa pola aliran sungai, diantaranya adalah :
a. Pola pinnate, kalau anak-anak sungai bermuara kepada sungai induknya dengan sudut yang lancip,
b. Pola trellis, jika anak-anak sungainya membentuk muara yang tegak lurus terhadap sungai-sungai yang mengalir sejajar.
c. Pola Barbed, jika anak sungai dengan induknya membentuk sudut tumpul.
d. Pola denritik, pola memusat.
e. Pola melingkar dan beberapa pola lainnya.
Dengan memperhatikan aliran sebuah sungai besar dengan anak-anak sungainya, kita dapat mencoba menganalisis, termasuk pola aliran yang manakah sungai tersebut. Anda bisa melihat atlas, telitilah aliran sungai di sepanjang pantai Bengkulu. Bukankah sungai-sungai tersebut mempunyai pola sejajar? Dapatkah aliran sungai Koro di Sulawesi Tengah dinamakan berpola barbed? Apa pola aliran Kali Brantas yang mengalir melalui Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Kertosono, Mojokerto sampai bermuara di Selat Madura?
Tak beda dengan gunung berapi, ada kalanya sungai menimbulkan bencana, terutama banjir. Tentu saja bencanan ini akan sangat terasa jika sungai itu mengalir di daerah pemukiman penduduk. Sungai Bengawan Solo, Citarum dan Ciliwung pada musim penghujan merupakan ancaman bagi kota-kota yang dilaluinya.
Manfaat sungai
Namun, faedah sungai lebih banyak dibandingkan bahayanya. Diantaranya :
a. sebagai sumber air bersih, tentunya setelah dibersihkan sehingga layak untuk digunakan.
b. sebagai pembangkit tenaga listrik.
c. sebagai prasarana lalu lintas air.
d. tempat pembuangan limbah, tentu saja setelah dioleh agar tidak menimbulkan pencemaran yang berbahaya.
e. sumber pengairan pertanian.
f. sebagai tempat sumber perikanan air tawar.
g. sebagai sumber bahan bangunan seperti batu dan pasir.
Banyak kota yang menyediakan air bersih untuk penduduk yang berasal dari air sungai, misalnya dari sungai Asahan, Citarum, Kali Brantas, Riamkanan, Sadang dan banyak lagi sungai yang telah dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia.
Sungai terpanjang di Indonesia
Di Indonesia terdapat banyak sekali sungai, namun menurut I Made Sandy (1985) yang tercatat memiliki ukuran terpanjang hanya ada sembilan saja, yaitu sebagai berikut :
1. Kapus : 998 km
2. Barito : 704 km
3. Memberamo : 684 km
4. Digul : 546 km
5. Musi : 507 km
6. Batanghari : 485 km
7. Indragiri : 415 km
8. Kahayan : 343 km
9. Mahakam : 334 km
1. Kapus : 998 km
2. Barito : 704 km
3. Memberamo : 684 km
4. Digul : 546 km
5. Musi : 507 km
6. Batanghari : 485 km
7. Indragiri : 415 km
8. Kahayan : 343 km
9. Mahakam : 334 km
Itulah pembahasan mengenai Kronologi terbentuknya sungai dan jenisnya, semoga menambah pengetahuan kita untuk lebih mengenal alam di sekitar kita.
No comments:
Post a Comment