Telah kita maklumi faedah hutan sangat besar. Pemeliharaan hutan mutlak diperlukan. Merusak hutan adalah perbuatan yang sangat dicela. Kerusakan hutan merupakan ancaman bagi kehidupan manusia. Namun, hutan dapat dibuat, dapat dikembangkan dan dapat diambil produksinya.
Klasifikasi hutan
Berdasarkan terjadinya, hutan dapat dibedakan atas hutan alam (natur) dan hutan buatan (kultur). Berdasarkan jenis tumbuh-tumbuhannya dibedakan hutan heterogen dan hutan homogen. Berdasarkan kelebatan pohon-pohonnya sesuai dengan iklim yang mempengaruhinya diklasifikasikan atas hutan hujan tropik, hutan musim.
Alam hutan tumbuh-tumbuhan yang lebih jarang dari hutan musim ialah sabana, sebagian besar padang rumput, dan kemudian pohon-pohonnya tidak ada lagi karena tingkat kekeringannya meningkat, yang tumbuh adalah stepa yaitu padang rumput. Berdasarkan fungsinya, hutan dapat dibedakan menjadi hutan produksi dan hutan lindung.
Hutan alam yang terbentuk secara alami di daerah tropik seperti di Indonesia kebanyakan merupakan hutan heterogen dengan tumbuh-tumbuhan yang rapat, daunnya yang rimbun, tanah-tanah alasnya yang ditutupi humus yang tebal, gelap dan selalu basah, ditumbuhi banyak jenis paku-pakuan serta berbagai jenis anggrek.
Sebagian dari hutan alam merupakan hutan lindung, cagar alam yang pohon-pohonnya dilarang ditebangi untuk mengatur tata air dan melindungi tanah dari erosi serta menghindarkan bahaya banjir, atau sebagai tempat melindungi hewan langka yang hidup di hutan itu, suaka marga satwa, agar tidak punah.
Perubahan hutan
Hutan alam yang belum dijamah oleh manusia dinamakan hutan primer. Dewasa ini hampir tak ada lagi hutan seperti itu. Banyak diantaranya ditebang atau dibakar orang untuk dijadikan ladang yang dikenal dengan nama ladang bakar yang nomad.
Jika bekas ladang itu tumbuh menjadi hutan kembali, hutan tersebut dinamakan hutan sekunder. Namun tidak selalu bentang alam bekas ladang itu dapat menjadi hutan lagi, jika tanahnya tidak cukup kaya akan bahan hara, yang tumbuh dengan pesat hanyalah alang-alang dan mengalahkan tumbuhan lain, maka lahirlah padang alang-alang.
Di Sumatra banyak terdapat padang alang-alang yang luas. Lebih buruk lagi, tanah bekas hutan tersebut setelah ditinggalkan peladang tetap merupakan tanah tandus berpasir dan tak dapat ditumbuhi tumbuhan apapun.
Produksi hutan
Kecuali berfungsi sebagai hutan lindung, hutan alam banyak pula memberikan hasil hutan. Kayu keras yang laku di pasaran dunia dihasilkan dari hutan tropik Kalimantan dan Irian Jaya, contohnya kayu meranti, ramin, agathis, pulai dan keruing.
Mulanya kayu-kayu tersebut diekspor dalam bentuk gelondongan, namun dizaman modern ini kayu telah diekspor dalam bentuk kayu gergajian, yaitu papan atau balok bahkan kayu yang telah diproses lebih jauh lagi, misalnya kayu lapis.
Kayu jati dihasilkan dari buatan, yaitu hutan yang sengaja dibuat orang dan dikelola oleh Jawatan Kehutanan.Hutan yang dibuat merupakan hutan homogen. Hutan jati kebanyakan digunakan untuk memanfaatkan tanah kapur atau napal yang kurang baik untuk tanaman lain.
Walaupun tidak sebanyak kayu hasil hutan heterogen, hasil kayu jati cukup penting, karena kayu ini berserat halus dan kuat, baik untuk bahan perkakas rumah tangga seperti meja, kursi dan sebagainya. Hutan jati pada musim kemarau merupakan deretan pokok kayu yang bercabang dan beranting, tetapi tidak berdaun, karena pohon jati meranggas pada musim kering. Itulah sebabnya hutan jati termasuk hutan musim.
Di pantai Indonesia banyak ditemukan hutan bakau yang merupakan sumber daya alam yang berfungsi sebagai penahan lumpur untuk memperluas daratan dan menahan hempasan ombak yang dapat merusak pantai, kayunya juga dapat dimanfaatkan untuk kayu bakar dan bahan baku korek api.
No comments:
Post a Comment