Seperti yang telah kita ketahui bahwa perairan Indonesia terletak di daerah tropik. Suhu permukaan sepanjang tahun tinggi, yaitu antara 26 derajat sampai 30 derajat celsius. Kadar garam rendah yaitu antara 27 sampai 33% di lapisan permukaan. Kedua sifat ini mengakibatkan adanya pemisahan antara lapisan atau permukaan dengan lapisan di bawahnya.
Secara umum dapat dibedakan adanya dua lapisan dengan sifat-sifat sebagai berikut :
a. Suhu : lapisan atas tinggi, lapisan bawah rendah.
b. Kadar garam : lapisan atas rendah, lapisan bawah tinggi.
c. Cahaya matahari : lapisan atas tinggi, lapisan bawah rendah.
d. Proses fotosintesis : lapisan atas cepat, lapisan bawah lambat.
e. Kadar unsur hara (N, P, Si, dll) : lapisan atas rendah, lapisan bawah tinggi.
f. Kadar zat asam : lapisan atas tinggi, lapisan bawah rendah.
Telah diukur kadar garam di beberapa laut di Indonesia yang hasilnya sebagai berikut :
- Laut Banda : 34,6 %.
- Laut Jawa : <32 %.
- Selat Bangka :<32 %.
Karena adanya pemisahan lapisan yang kekal tadi, maka pada umumnya perairan daerah tropik kurang subur jika dibandingkan dengan perairan daerah dingin, kecuali perairan dekat pantai, khususnya dekat muara sungai yang unsur haranya dibawa terus oleh sungai dari darat, perairan dangkal yang biasanya kaya akan unsur hara dan daerah perairan yang pada musim-musim tertentu terdapat arus vertikal dari suatu kedalaman tertentu ke permukaan dengan membawa serta unsur hara yang cukup banyak.
Daerah demikian terdapat di laut Banda dekat landas kontinen Sahul, Samudera India (Selatan pulau Jawa) dan dekat pantai Sulawesi Selatan.
Sesuai dengan letak Indonesia di antara dua benua yang dipisahkan oleh suatu perairan, maka Indonesia dipengaruhi oleh iklim muson, sehingga dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Musim Barat (Oktober - April)
b. Musim Timur (April - Oktober)
c. Musim Pancaroba : terjadi dua kali dalam setahun, yaitu April dan Oktober.
Musim-musim ini sangat mempengaruhi sifat-sifat laut secara nyata, misalnya : pada musim barat, arus dari barat ke timur. Bagian barat Indonesia curah hujannya tinggi, sehingga kadar garam rendah, angin kencang, ombak besar, dan ikan-ikan yang suka akan kadar garam yang tinggi pindah ke timur ke lapisan bawah. Hal sebaliknya terjadi pada musim timur.
Di perairan Indonesia terdapat berbagai tumbuhan tropik, hutan bakau di pantai-pantai dan agar-agar (rumput laut). Terdapat juga terumbu karang (coral reef).
Terumbu karang merupakan bentukan di dalam air laut yang tumbuh karena sifat air laut di daerah tropik. Terumbu karang lahir dalam kondisi air laut yang dangkal (kurang dari 40 meter), jernih (tidak keruh), ada air laur yang membawa bahan makanan dan suhunya lebih dari 18 derajat celsius.
Di perairan seperti itulah binatang karang (coral) dapat hidup dengan baik, membuat rumah dan zat kapur yang diambilnya dari air laut. Ketika air laut naik perlahan-lahan dizaman glasial pada Zaman Kuarter pertama, secara berangsur pula binatang itu menambah rumahnya di atas rumah yang pertama, sehingga yang paling atas tetap dekat dengan permukaan laut.
Bagian yang lebih dalam dari persyaratan hidupnya, rumahnya itu ditinggalkan penghuninya. Itulah sebabnya di Selat Makasar pada kedalaman lebih dari 50 meter pun dapat dijumpai terumbu karang.
3 macam terumbu karang
Dikenal tiga macam terumbu karang, yaitu sebagai berikut :
1. Terumbu pantai, jika terumbu tersebut lekat dengan pantai sebuah pulau.
2. Terumbu karang penghalang, jika terumbu tersebut dipisahkan genangan air laut dari pantai pulau; laut di antarapulau dengan terumbu itu dinamakan lagun.
3. Atol, terumbu berbentuk gelang dengan genangan air laut di tengahnya. Atol terbentuk karena pulau yang dikelilingi terumbu karang itu berangsur-angsur turun sampai akhirnya tenggelam sama sekali, sementara pulau itu berangsur turun, binatang karang berangsur pula menambah bangunan rumahnya sampai akhirnya tinggal terumbu karang yang melingkar tanpa pulau di tengahnya. Genangan air di tengah atol pun dinamakan lagun.
No comments:
Post a Comment